Pasukan Caping dan Aksi Teaterikal Ramaikan HUT TNI ke-71 di Purwakarta
Foto : Defile yang diselenggarakan masing-masing di Taman Pesanggrahan Padjadjaran dan Jl RE Martadinata Purwakarta Rabu (5/10/2016).
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Peringatan HUT TNI ke-71 tingkat Kodam III/Siliwangi menyisakan cerita tersendiri. HUT Tentara yang dahulu bernama ABRI kali ini memang unik karena untuk tingkat Kodam biasanya dipusatkan di Ibu Kota Provinsi tetapi kali ini Kabupaten Purwakarta yang notabene hanya menjadi kabupaten terkecil kedua di Jawa Barat dijadikan tempat pemusatan kegiatan.
Mulai dari pameran Alutsista yang dihelat sejak Senin (3/10/2016) hingga upacara dan defile yang diselenggarakan masing-masing di Taman Pesanggrahan Padjadjaran dan Jl RE Martadinata Purwakarta Rabu (5/10/2016).
Salah satu peserta defile yang menarik perhatian warga masyarakat yang hadir adalah Pasukan Caping. Lengkap dengan aksesoris berupa hasil produksi pertanian dan bambu, Pasukan Caping yang beranggotakan para pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Purwakarta ini terselip diantara peserta defile lain yang berasal dari satuan TNI, Polri, Damkar hingga Satpol PP Purwakarta.
Hanna (16) salah seorang pelajar yang turut menyaksikan defile menyatakan ketertarikannya atas iring-iringan yang diinisiasi oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi tersebut. Ia mengaku heran sekaligus takjub karena peringatan korps militer biasanya full diisi oleh acara yang bersifat formal. Tetapi kali ini, dia merasakan nuansa yang berbeda karena bisa berbaur bersama masyarakat lain menyaksikan kegiatan tahunan tersebut.
“Di awal kan ada kendaraan tempur, terus bapak-bapak tentaranya baris. Eh, kok ada pasukan caping pake aksesoris lucu dari buah dan sayuran,” ungkap Hanna.
Sebelumnya, di Taman Pesanggrahan Padjadjaran tepat seusai pelaksanaan upacara puncak, langsung digelar drama teaterikal persembahan pelajar SMA 2 Purwakarta bekerja sama dengan para anggota TNI Kodim 0619 setempat. Drama yang berlangsung sekitar satu jam tersebut mengisahkan perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman saat melawan agresi militer Belanda Tahun 1947 untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Properti kolosal mulai dari background hingga olah akting para pelaku dalam drama tersebut membuat salah satu anggota TNI dari Kesatuan Kala Hitam Roni (27) merasa nasionalisme dalam dirinya semakin terasah. Ia menyabut nilai nasionalisme dan kebangsaan yang terkandung dalam drama itu akan lebih efektif diserap oleh generasi muda terutama para pelajar.
“Kalau kami di militer tentu ada doktrin tentang ini. Tetapi mereka kreatif membawakan doktrin itu dalam bentuk drama kolosal. Saya kira lebih efektif diserap oleh anak-anak pelajar terutama para remaja dan generasi muda lainnya,” pungkas pria berambut cepak tersebut.(*)
Editor : Dicky Zulkifly