NU Karawang Pandang Baik Larangan Takbir Keliling
KARAWANG, headlinejabar.com
Imbauan untuk tidak melaksanakan takbir keliling sempat menjadi polemik dan kritikan pedas di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Larangan tersebut tertuang dalam butir surat edaran Bupati Karawang, tentang Peningkatan Pelayanan Publik pada Hari Raya Idul Fitri 1438H. Surat tersebut ditunukan kepada para camat di Karawang.
Di media sosial facebook sendiri netizen Karawang mengungkapkan kegeraman terhadap surat edaran tersebut. Banyaknya netizen yang salah mengartikan maksud dari edaran tersebut membuat Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana diserang cibiran.
Menurut Khoerun Nasichin, pengurus Lakspesdam NU Karawang, imbauan dari bupati mengenai tidak melaksanakan takbiran keliling di jalan utama yang dipakai arus mudik memang suatu hal yang baik.
“Kenapa hal yang baik? Karena itu bisa membahayakan keselamatan baik dari peserta takbir keliling maupun pengguna jalan lainnya,” ujar dia.
Masih dikatakan dia melalui pesan singkat whatsapp, takbiran atau membaca kalimat yang mengagungkan Allah di malam idul fitri adalah sebagai bentuk syukur atas ibadah puasa yang telah dilaksanakn sebulan penuh. mengagungkan Asma Allah maka harus dengan cara cara yang baik.
“Alangkah lebih indah kalau di malam takbiran nanti masjid-masjid dan mushola dipenuhi oleh umat Islam yang menyemarakkannya dengan membaca takbir, tasbih dan tahmid sebagai bentuk syukur kepada sang pencipta,” jelas Khoerun.
Dia melanjutkan, takbir keliling memang tujuannya baik menyemarakan malam idul fitri, tapi tentunya harus dengan tertib. Tapi bila madorotnya lebih banyak, maka lebih baik mencegah madorot itu daripada mendahulukan kebaikan.
“Sebagai saran, agar malam takbir ini lebih semarak, Pemkab Karawang sebaiknya mengadakan festival tabuh dulag bedug dan membaca takbir. Yang difokuskan di wilayah yang tidak terlewati arus mudik, sehingga akan menjadi media dakwah sekaligus wisata religi di malam takbir,” imbuhnya.
EDITOR : DICKY ZULKIFLY