Malam Ini Purwakarta Pecahkan Muri Pawai Bedug dan Petromaks

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Ribuan umat muslim di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, akan berpawai bedug dan lampu petromaks. Rencananya sebanyak 9.99 bedug dan 9.999 lampu petromak akan diarak di jalanan Kota Purwakarta.

Agenda ini dalam rangkanmenyambut datangnya bulan suci Ramadan 1438 H, yang tinggal menghitung hari.

“Saya targetkan peserta dan petromaksnya bisa mencapai angka 9.999. Angka 9 diambil sebagai silmbol dari nama Allah Asmaul Husna,” kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Kamis (25/5/2017).

Baca Juga  Siaga Gafatar, Muspida dan Tokoh Masyarakat Purwakarta Gelar Pertemuan

Lampu petromaks dipilih sebagai alat utama penerangan pawai, sebagai pengganti colen atau obor bambu yang sudah lumrah dilakukan tahun-tahun sebelumnya. Pawai lampu petromaks akan digelar Kamis (25/5/2017) malam ini. 

“Kami ingin alat penerangan baheula atau jadul dikenang lagi oleh masyarakat dengan menciptakan suasana yang lebih meriah,” katanya.

Ia mengaku tak khawatir dengan lampu petromaks yang menjadi sarat keikutsertaan para peserta pawai jelang Ramadan tersebut. Sebab, tutur Kang Dedi, di pedesaan masih cukup banyak warga di pedesaan yang menggunakan lampu petromaks sebelum ada listrik itu.

Baca Juga  BPJamsostek Tanggung Biaya Pengobatan Aulia Fauziah Sekaligus Pendampingan RTW

Dengan menggunakan lampu pertanda orang berpunya di era 70-an itu, suasana Kota Purwakarta akan lebih terang. Sebab, sinar lampu berbahan minyak tanah dengan alat pemantik spiritus itu memiliki jangkauan penerangan yang lebih bagus ketimbang obor.

Kepala Bidang Humas Diskominfo Kabupaten Purwakarta, Hendra Fadly mengatakan pawai lampu petromaks tersebut akan diikuti para kepala desa, aparat desa, kalangan pesantren, majelis taklim, pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum. 

Baca Juga  Polres Purwakarta Tekankan Peredaran Barang Haram

Rombongan pawai lampu petromaks akan melewati ruas-ruas jalan protokol mulai dari jalan Singawinata-Sudirman-Pahlawan-Ibrahim Singadilaga-Basuki Rahmat-Martadina dan berakhir di jalan Singawinata lagi. Selain membawa lampu petromaks, peserta pawai juga diperbolehkan membawa alat musik seperti marawis dan beduk serta melantunkan salawat Nabi sepanjang pawai.

EDITOR : DICKY ZULKIFLY