Kota Bandung Tinggalkan Styrofoam

Foto : Pameran dan sosialisasi penggunaan kemasan alternatif pengganti styrofoam dan plastik di Teras Bandung Indah Plaza (BIP), Jalan Merdeka Bandung, Rabu (14/12/2016).

BANDUNG, headlinejabar.com

Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung, Jawa Barat, bersama komunutas Bandung Clean Action menyelenggarakan pameran dan sosialisasi penggunaan kemasan alternatif pengganti styrofoam dan plastik di Teras Bandung Indah Plaza (BIP), Jalan Merdeka Bandung, Rabu (14/12/2016).

Acara yang mengusung tema “Selamat Tinggal Styrofoam” itu menghadirkan 10 komunitas dan pengusaha kemasan makanan berbahan non-polistirena.

Salah satunya adalah Avani, sebuah perusahaan Indonesia-Swedia yang memproduksi kemasan mirip plastik dan styrofoam yang berbahan dasar ampas tebu, ampas jagung, dan ampas singkong. Setelah penelitian selama 2 tahun, bahan tersebut diklaim dapat terurai dalam waktu 60-180 hari menjadi kompos.

Baca Juga  DPRD Purwakarta Segera Rampungkan Raperda Kenaikan Gaji

Selain itu, ada pula berbagai komunitas dan pengusaha kemasan seperti Rumah Kemasan Bandung, Packaging House, dan Rumah Kemasan Balai Pengembangan Perindustrian Jawa Barat yang turut meramaikan acara. Berbagai jenis kemasan berbahan karton, kertas, alumunium foil, hingga anyaman bambu hadir untuk menggantikan posisi plastik dan styrofoam menjadi kemasan makanan.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Kepala BPLH Kota Bandung Hikmat Ginanjar pun hadir untuk menandatangani komitmen bersama antara Pemerintah Kota Bandung dengan para pelaku usaha untuk mengatakan “Selamat Tinggal Styrofoam.” Turut menandatangani, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey, dan perwakilan pengusaha kemasan Mohammad Firsan.

Ridwan Kamil mengatakan, sebelum hadirnya plastik dan styrofoam variasi kemasan sudah banyak, mulai dari karton, kertas, dan sebagainya. Pada pameran ini pun muncul inovasi-inovasi yang dapat berkontribusi positif bagi lingkungan.

Baca Juga  Sekda Purwakarta Cek Kehadiran ASN Pasca Libur Lebaran

“Sudah tidak ada alasan tidak bergeser ke packaging-packaging yang ramah lingkungan. Variasinya sangat banyak, betul-betul tinggal mempopulerkan,” ujar Ridwan Kamil dalam rilis Humas Pemkot Bandung.

Ia optimis akan kebijakan yang telah digulirkannya pada 1 November itu dapat membawa dampak positif terhadap lingkungan. Sebelumnya, Wali Kota juga mengampanyekan plastik berbayar yang mampu menurunkan hingga 40 persen penggunaan plastik. Sementara itu, evaluasi terhadap pelarangan styrofoam masih dalam proses pengukuran.

“Kebijakan pemerintah kota yang kita lakukan tidak hanya berdampak di Kota Bandung saja. Tapi secara nasional ini juga berpengaruh, sampai-sampai produsen mie instan kemasan styrofoam pun karena kebijakan ini akan mengganti kemasannya,” terangnya.

Ia menekankan bahwa pemerintah kota serius dalam hal pengelolaan lingkungan. Ridwan mengatakan, selama 3 tahun pemerintahannya ia telah mengeluarkan lebih dari 40 aturan, baik berupa Peraturan Daerah, Peraturan Wali Kota, dan sebagainya untuk memastikan negara hadir dalam pengelolaan lingkungan.

Baca Juga  Kadisdik Purwanto Dilantik Sebagai Ketua IKA UPI Purwakarta 2018-2023

Ia juga menghimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan perubahan harga kemasan yang relatif lebih mahal daripada plastik dan styrofoam. Prinsipnya, perubahan positif yang jangka panjang memang perlu dibayar mahal. Tapi kebaikan yang dihasilkannya juga sebanding dengan pengorbanan tersebut.

“Jadi jangan selalu membandingkan sebuah inovasi kebaikan. Harus dibandingkan dari versi harga gerakan. Mahalnya juga bukan berlipat-lipat lah. Tapi itulah masa depan, jauh lebih mahal harganya jika membiarkan kerusakan dengan cara-cara yg konvensional non-professional dibanding proses transisi sekarang. Lebih mahal sedikit tapi saya kira bisa di sesuaikan,” pungkasnya.

Editor : Dicky Zulkifly