Ketua PKK Purwakarta Anne Ratna Seruka Pelestarian Tradisi
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Hajat Bumi menjadi ritual sedekah wajib bagi warga Desa Linggamukti Kecamatan Darangdan Purwakarta, Jawa Barat, setiap daerah tersebut mengalami panen raya. Kearifan tradisi desa yang beriklim sejuk di selatan Purwakarta ini memang terjaga dengan baik secara turun temurun seperti yang terlihat hari ini Rabu (25/5/2016).
Seluruh anggota masyarakat baik tua maupun muda terlarut dalam keriuhan hajat yang dilaksanakan oleh panitia penyelenggara yang terdiri dari unsur tokoh adat masyarakat setempat.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Purwakarta Anne Ratna Mustika yang hadir di lokasi acara dengan sambutan “Uwa Lengser” mengatakan Tradisi dan Kebudayaan yang tercermin dalam Hajat Bumi harus selalu dilestarikan.
Wanita yang akrab disapa Ambu ini menilai Hajat Bumi merupakan bentuk rasa syukur sejati atas anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa dalam bentuk panen yang melimpah.
“Di sini seluruh warga berkumpul dengan membawa hasil bumi yang mereka tanam. Sekarang mereka panen dan membuat acara ini sebagai bentuk rasa syukur. Saya kira tradisi ini harus tetap lestari,” kata Anne di sela acara.
Anne juga menilai bahwa Hajat Bumi menjadi momentum untuk berbagi pada sesama mengingat panen setiap komoditas pangan tidak selalu sama. Sebagian mungkin melimpah sebagian lagi tidak. Dalam konteks ini Anne menyerukan subsidi silang dari warga yang memiliki hasil panen yang melimpah kepada warga yang memiliki hasil panen yang kurang baik sehingga tercipta mekanisme ketahanan pangan yang mandiri dalam internal kehidupan warga sendiri.
“Nanti warga bisa saling berbagi. Jenis-jenis komoditas pangannya kan banyak sekali ini. Kalau diterapkan dalam konsep sehari-hari, warga Linggamukti dapat membangun mekanisme ketahanan pangannya sendiri”. Ujar Anne menambahkan.
Acara yang turut dihadiri oleh Sekda Kabupaten Purwakarta Padil Karsoma beserta segenap jajaran Muspika Kecamatan Darangdan ini berlangsung meriah. Antusiame warga tercermin dari membludaknya iring-iringan sampai memenuhi badan jalan.
Salah satu warga yang turut hadir Jajang (34) mengaku sejak janari (fajar sebelum subuh, red) ia menyiapkan dongdang berisi hasil bumi untuk diarak keliling desa. Ia merasa tidak merasa lelah karena rasa lelahnya sudah tertebus oleh kemeriahan acara.
“Cape ge teu karaos kang. Resep pokok na mah (Lelah juga tidak terasa kang. Suka pokonya pada kegiatan ini),” terang Jajang.(*)
Editor : Dicky Zulkifly