Kadin Depok Kerakyatan Unjuk Gigi
DEPOK, headlinejabar.com
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Depok, Jawa Barat, tandingan atau Kadin Kerakyatan pimpinan Ir Dahlan Muhammad mulai berani memaparkan program kerjanya.
Kadin Kerakyatan diklaim sudah memiliki legallitas Ketua Umum Dewan Pengurus Kadin Jawa Barat Tjahya Santoso.
Terkait adanya tudingan keabsahan legalitas, Dahlan menjelaskan, legalitas yang diterima tidak berbeda dengan kadin saat ini. Bahkan pembentukan struktur juga sudah selesai.
Saat ini pihaknya tengah mempersiapkan program kerja guna meningkatkan iklim investasi di Kota Depok. Dimana peluang untuk menciptakan dunia usaha masih terbuka lebar.
“Kita saat ini sedang membuat forum Kadin bertujuan untuk mengenalkan Kota Depok kepada negara-negara luar yang ingin berinvestasi di sini,” jelas Dahlan, Senin (3/4/2017).
Kadin kerakyatan sudah melakukan komunikasi dengan beberapa negara agar dapat menanamkan investasinya di Kota Depok.
“Sudah ada beberapa negara di antara Mesir, Belgia, Malaysia yang saat ini sudah membuka diri. Bahkan mereka meminta kepada kita, kira-kira produk unggulan Depok apa yang bisa dijual di negaranya,” katanya.
Sambutan negara-negara luar untuk Kadin Kerakyatan cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan komunikasi yang baik. “Sejauh ini cukup luar biasa,” paparnya.
Sementara itu Wakil Ketua Bidang Investasi dan Hubungan Kerja sama Internasional Muhammad Ronny mengajak semua pihak untuk berkompetisi secara sehat.
Utuk mewujudkan visi Depok sebagai kota yang unggul nyaman dan religius. Kadin harus siap menerima tugas dari pemerintah.
“Ini sesuai dengan Undang-Undang Kadin Nomor 1 tahun 1987 pasal 8 B. Kadin itu harus siap menerima dan bermitra dengan pemerintah,” ujarnya.
Menanggapi pertanyaan awak media terkait kemungkinan bentrok apabila Kadin kerakyatan disahkan Ronny, dengan lugas ia membantah. Masih banyak yang bisa dibangun dan dikerjakan di Kota Depok.
“Kalau kita lihat dari segi tersier saja itu ada Rp35 triliun dan sektor primer kita kecil. Ini artinya apa ini kesempatan untuk menciptakan iklim usaha,” kata dia.
REPORTER : YOPI SETYABUDI
EDITOR : DICKY ZULKIFLY