Hadiri Grebeg Syawal Keraton Kanoman, Bupati Purwakarta : Tradisi Ini Harus Dilindungi

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menghadiri Grebeg Syawal 1437 Hijriyah Keraton Kasultanan Kanoman Cirebon, Rabu (13/7/2016). Kang Dedi hadir atas undangan pihak Kesultanan Kanoman. Sebelum puncak acara yang akan digelar di Kompleks Makam Sunan Gunung Djati Syarif Hidayatullah, Gunung Sembung Cirebon, seluruh keluarga Kasultanan Kanoman terlebih dahulu berziarah ke makam salah satu waliyullah yang menyebarkan ajaran Islam di tanah Sunda tersebut.

Pada tradisi Grebeg Syawal yang selalu digelar bertepatan dengan tanggal 8 Syawal setiap tahun ini memang keluarga keraton selalu melakukan ziarah kubur dengan membacakan tahlil dan dzikir. Di puncak bukit astana gunung sembung selain terdapat Makam Sunan Gunung Djati, juga terdapat Makam Ratu Mas Rara Santang, puteri Prabu Siliwangi sekaligus Ibunda Sunan Gunung Djati, makam Pangeran Cakrabuana, makam Fatahillah, makam Pangeran Pasarean dan makam Puteri Ong Tien, Istri Sunan Gunung Djati yang juga Putri Kaisar China.

Baca Juga  Jabar Raih Dua Penghargaan MURI

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang ikut berziarah menyebut rangkaian kegiatan Grebeg Syawal ini sebagai kegiatan yang harus dilindungi karena merupakan salah satu khazanah budaya bangsa Indonesia. Pemerintah menurut Dedi, sama sekali tidak boleh abai terhadap segala kultur yang hidup di tengah masyarakat. 

Foto : Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menghadiri Grebeg Syawal 1437 Hijriyah Keraton Kasultanan Kanoman Cirebon, Rabu (13/7/2016).(Redaksi)

“Antusiasme warga yang hadir menunjukan bahwa tradisi ini hidup. Nah, Pemerintah tidak boleh abai terhadap tradisi dan kesejahteraan para penjaga tradisi, ini khazanah kultur bangsa Indonesia,” jelas Dedi di Kompleks Makam Sunan Gunung Djati kepada awak media.

Baca Juga  Kejari Purwakarta Terima Penghargaan dari BPJamsostek

Bersama keluarga Keraton, Dedi pun terlihat turut memberikan sedekah kepada fakir dan miskin yang hadir di kompleks makam tersebut. Masyarakat sekitar menyebut tradisi sedekah ini sebagai “Curak” yang memiliki arti menabur uang kecil untuk diberikan kepada warga yang tidak mampu. 

“Kang Dedi ikut Curak juga bareng Kanjeng Sultan, jarang-jarang saya bisa ketemu langsung dengan Kang Dedi. Beliau tokoh yang peduli terhadap nilai-nilai kebudayaan,” kata Mardi (38) warga asal Kecamatan Talun Cirebon.

Baca Juga  Impian Mak Uun Bertamu Ambu Anne Terwujud

Perwakilan Keraton Kanoman Pangeran Arief saat ditemui dilokasi yang sama mengatakan Kegiatan Grebeg Syawal sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Tradisi ini merupakan momentum bertemunya seluruh keluarga keraton dengan masyarakat Cirebon dalam rangka mengingat jasa-jasa yang telah dilakukan oleh Kanjeng Sunan Gunung Djati. 

“Tradisi ini sudah lama, ratusan tahun malah. Sampai hari ini masih kami lestarikan untuk mengenang jasa Kanjeng Sunan,” ujar Arief.(*)


Editor : Dicky Zulkifly