Demi Monkey Village, Pemkab Purwakarta Petani Penggarap Jadi THL

Foto : Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi  saat meninjau kawasan hutan Desa Jatimekar Kecamatan Jatiluhur Purwakarta, Jawa Barat, sebagai destinasi baru wisata monyet.

PURWAKARTAheadlinejabar.com

Sebanyak 16 orang petani penggarap lahan di kawasan hutan Desa Jatimekar Kecamatan Jatiluhur Purwakarta, Jawa Barat, diangkat sebagai tenaga harian lepas (THL) oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta. 

Langkah ini diambil oleh Pemkab setempat sebagai bentuk tindak lanjut dari gagasan membuat Monkey Village atau Kampung Monyet di kawasan tersebut.

Dalam pertemuan singkat dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi Selasa (6/11/2016) kemarin di rumah dinasnya Jl Gandanegara No 25, para petani penggarap lahan tersebut mendapat arahan dari orang nomor satu di Purwakarta itu.

Baca Juga  Lulus TKD CPNS Belum Tentu Jadi PNS

Menurut Dedi, mereka akan mendapatkan pelatihan untuk pengelolaan wilayah berbasis lingkungan sebagai bagian dari program ekowisata ‘Kampung Monyet’ yang sudah digagas oleh pria yang selalu mengenakan pakaian khas Sunda tersebut.

“Sebanyak 16 orang petani penggarap hari ini sudah resmi menjadi bagian dari Pemerintah Kabupaten Purwakarta untuk membantu merawat lingkungan hutan Jatimekar berikut populasi monyet yang ada disana,” jelas Dedi dalam rilis Humas Pemkab Purwakarta malam tadi.
 
Solusi pengendalian gerombolan monyet itu pun sudah disiapkan oleh Dedi beserta jajarannya siang tadi. Ia mengintruksikan agar setiap hari mengirim makanan untuk monyet tersebut agar tidak menganggu aktifitas warga. Seperti diberitakan sebelumnya, warga sampai harus memasang teralis besi di rumahnya masing-masing untuk melindungi diri dari gangguan monyet itu.

Baca Juga  Menegaskan Peran Serta Awak Media dalam Publikasi Pembangunan Daerah

“Problem monyet yang turun gunung ini kan karena persediaan makanan di habibat mereka semakin berkurang, sambil program ekowisata ini kami benani, setiap hari kami kirimkan pisang untuk makanan gerombolan monyet itu agar tidak turun gunung menganggu aktifitas warga sekitar,” tandasnya.

Penataan ekowisata seluas 18 hektar ini menuai apresiasi dari warga sekiar. Selain kini mereka aman dari gangguan monyet, kawasan ekowisata itu pun diharapkan mampu mendongkrak kehidupan ekonomi masyarakat Purwakarta khususnya masyarakat yang tinggal di Desa Jatimekar dan sekitarnya.

“Ide Pak Bupati sudah dibewarakan kemarin oleh Pak Kades dan Pak Camat kepada warga. Mereka antusias karena tentu akan memperoleh mata pencaharian baru, kehidupan ekonomi pun Insya Allah terangkat,” ungkap Effendy (64) salah seorang warga Jatimekar.

Baca Juga  Empat Kali Ikut Tes Sim A Empat Kali Gagal

Selain itu Effendy menambahkan, melalui penataan kawasan ekowisata ini, populasi monyet akan terjaga karena terhindar dari tangan jahil para pemburu ataupun warga yang merasa kesal atas perilaku hewan primata tersebut yang kerap kali mengganggu aktifitas mereka.

“Kalau seperti ini, monyetnya terjaga, tidak bisa diburu karena ada warga menjadikannya sebagai aset, kalau warga kesal, seringkali melempari monyet tersebut hingga beberapa diantaranya terluka dan mati karena tidak mendapatkan perawatan,” pungkas Effendy.

Editor : Dicky Zulkifly