Dedi Mulyadi Serukan Penguatan Ekonomi Pedesaan untuk Tangkal Radikalisme

Foto : Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memberikan kuliah umum diskusi yang bertajuk “Menjaga Fitrah Bangsa dari Radikalisme dan Terorisme”.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi Minggu (20/8/2017) memberikan kuliah umum dalam diskusi yang bertajuk “Menjaga Fitrah Bangsa dari Radikalisme dan Terorisme” di Olympic House, Stadium Path, Hongkong.

Di hadapan para peserta kuliah umum yang berjumlah 152 ribu orang dan terbagi ke dalam dua sesi tersebut, Dedi yang tampil dengan mengenakan peci hitam dan kemeja putih bercorak merah menyampaikan bahwa untuk menangkal paham radikalisme dan terorisme, sejak dini harus dimulai dari penguatan ekonomi pedesaan.

Baca Juga  Asesmen 57 Pejabat Struktural, BKPSDM Purwakarta Ingatkan ASN Soal Kinerja

Menurut dia, sudah tidak boleh lagi ada monopoli kegiatan ekonomi yang hanya terpusat di Jakarta. Desa, paparnya, sebagai penghasil sumber daya justru harus menjadi pusat kegiatan ekonomi dan tidak boleh tenggelam dalam kemiskinan.

“Jadi, kalau ingin di Indonesia tidak subur terorisme, maka kegiatan ekonomi harus terpusat di desa, bukan lagi di Jakarta. Kalau di desa tersedia sumber-sumber ekonomi, maka orang desa tidak lagi menjadi beban di kota dan menjadi kaum miskin disana karena menganggur menjadi pekerjaan,” kata Dedi.

Akibat tingkat pengangguran inilah, lanjut Dedi, terjadi depresi di tengah masyarakat. Pada tahap selanjutnya, kondisi psikologi yang tengah mengalami depresi ini menjadi ‘makanan’ empuk bagi para ideolog radikalisme dan terorisme.

Baca Juga  Hari Anak Nasional, Ridwan Kamil: Kawal Bersama Vaksinasi Anak

Selain ekonomi. Dedi juga menyerukan penguatan kebudayaan sebagai ‘obat penangkal’ dua paham yang hari ini menjadi musuh dunia internasional tersebut. Lagi-lagi, identitas budaya di pedesaan menurut dia menjadi kunci bagi terpeliharanya warga negara Indonesia dari paham itu.

“Kalau ingin Indonesia tidak subur teroris, maka jangan ubah kebudayaan Indonesia menjadi kebudayaan lain. Indonesia harus tetap menjadi Indonesia,” tandasnya.

Pemeliharaan budaya di pedesaan ini katanya harus dimulai dari pemeliharaan arsitektur dan tata ruang pedesaan yang harus selalu ramah lingkungan. Kondisi ini akan berakibat pada rasa betah para penghuninya sehingga tidak mencari suasana baru yang menurut mereka lebih nyaman.

Baca Juga  Polda Jabar Libatkan Saksi Ahli Tangani Kasus Campur Racun

Berdasarkan informasi, dalam kuliah umum ini turut hadir Boni Hargen selaku Direktur Lembaga Pemilih Indonesia, Mohammad Haerul Amri selaku Wakil Ketua GP Ansor dan Karyono Wibowo selaku Peneliti Senior Indonesia Public Institute.

Para peserta kuliah umum tampak antusias menyimak ceramah Dedi Mulyadi karena sesekali dirinya melemparkan joke-joke yang mengundang tawa para peserta kuliah umum yang seluruhnya merupakan Tenaga Kerja Indonesia di Hongkong tersebut.

EDITOR : DICKY ZULKIFLY