Dedi Mulyadi Lamar Mak Emis Jadi Ibu Asuhnya

Foto : Dedi Mulyadi Lamar Mak Emis Jadi Ibu Asuhnya

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi selalu memiliki cara untuk melakukan sentuhan langsung kepada warga masyarakat.

Pola komunikasi tanpa jarak ini sudah dia lakukan sejak lama. Bahkan saat dirinya masih menjabat sebagai Anggota DPRD Purwakarta pada Tahun 1999.

Seperti yang terlihat hari ini, Selasa (20/2/2018) di Desa Panayungan, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang.

Dedi yang selalu lekat dengan iket Sunda jenis makutawangsa itu secara spontan menemui seorang nenek tua di desa tersebut. Saat ditemui Dedi, sang nenek tengah khusyuk menumbuk padi dengan menggunakan ‘halu’ dan ‘lisung’.

Baca Juga  Terkabul Sudah Keinginan Gubernur Aher, KA Cepat akan Terintegrasi LRT

Dua istilah terakhir yang disebut itu merupakan perkakas pertanian tradisional Sunda yang biasa digunakan menumbuk padi. ‘Halu’ adalah batang kayu penumbuk padi, sementara ‘Lisung’ adalah bidang kayu tempat padi tersebut ditumbuk.

Dedi kemudian mengajak nenek tua bernama Mak Emis (90) itu untuk sejenak beristirahat.

“Mak sini, duduk dulu,” katanya sambil meraih kedua tangan perempuan renta itu.

Baca Juga  Kemenkeu Gelar Diseminasi Dana Desa, Purwakarta Berikan Contoh Konkret

Mereka berdua terlihat berbincang layaknya dua sejoli yang lama terpisahkan, tawa renyah pun sesekali terdengar dari keduanya. Tak pelak, dalam waktu singkat mereka berdua menjadi pusat perhatian warga sekitar.

Dalam kerumunan warga itulah, rayuan maut meluncur dari mulut Dedi Mulyadi.

“Mak, hari ini saya mau melamar Emak,” katanya disambut tawa warga.

Kepada Mak Emis dan seluruh warga, Dedi menjelaskan makna ‘melamar’ yang dia maksud. Lamaran tersebut terlontar bukan dalam konteks untuk pernikahan melainkan Dedi ingin mengangkat Mak Emis sebagai ibu asuhnya.

Baca Juga  Bale Madukara Percontohan Pusat Pelayanan Publik di Indonesia

Ibu Asuh sendiri, merupakan sebuah program yang pernah sukses Dedi laksanakan di Purwakarta saat masih menjabat sebagai Bupati.

Dedi mengungkapkan rasa kagum terhadap kerja keras Mak Emis. Usia yang sudah renta tidak menjadikan dirinya berpangku tangan. Dia masih tetap produktif sebagai buruh tani.

“Ini bantuan buat emak, semoga bisa emak pergunakan, emak seorang ibu yang hebat,” katanya.