Dedi Mulyadi Inisiasi Kerjasama Sistem Pendidikan Berkarakter Purwakarta dengan Finlandia

Foto: Dedi Mulyadi Inisiasi Kerjasama Sistem Pendidikan Berkarakter Purwakarta dengan Finlandia

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Tokoh Pendidikan Karakter Jawa Barat Dedi Mulyadi menginisiasi kerja sama sistem pendidikan karakter Purwakarta dengan Finlandia. Hal ini terungkap dalam sharing and hearing yang digelar Finlandia University dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta.

Kegiatan tersebut digelar di Ballroom Hotel Harper Purwakarta. Tepatnya, di Jalan Raya Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Kamis (13/9/2018).

Kehadiran Mantan Bupati Purwakarta tersebut dalam kapasitasnya sebagai penggagas pendidikan karakter di Purwakarta. Selama dua periode kepemimpinannya, sistem tersebut diberlakukan di seluruh jenjang pendidikan mulai dari SD sampai SMA.

Sebelum akhirnya, sekolah tingkat SMA diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi.

Menurut Dedi, Finlandia merupakan contoh konkret pemberlakukan pendidikan karakter dalam sebuah negara. Karena itu, kemantapan strategi penerapan tersebut penting untuk diberlakukan juga di Purwakarta.

Baca Juga  Masih Ingat Kades Sukatani yang Dipecat Bupati Purwakarta? Kini Menang Kasasi MA

“Sekarang sangat jarang sekali para orang tua mengajarkan pendidikan aplikatif di rumah. Mereka lebih berorientasi mencari guru les. Sementara, aspek keterampilan kurang diajarkan,” katanya mengawali paparan.

Atas dasar itu, Dedi berpandangan bahwa kekosongan peran tersebut harus diambil alih oleh pihak sekolah. Sehingga, pendidikan di sekolah berhasil membentuk watak dan kreativitas para pelajar. Ikhtiar ini diyakininya akan menghasilkan produktivitas.

“Saat selesai acara Pembukaan Asian Games 2018, kita melihat orang jepang memungut puntung rokok. Itu karakter, anak-anak kita harus begitu, ada kepedulian terhadap lingkungan,” ujarnya.

Dedi menegaskan kerumitan teori dalam pendidikan tidak akan melahirkan apapun. Sebaliknya, pola pendidikan sederhana dengan melakukan fokus pada peningkatan skill pelajar lebih dibutuhkan.

“Pendidikan harus sederhana, gak boleh rumit. Anak-anak belajar menenun, memasak dan mencuci, itu pendidikan. Kemudian, aplikasi dari pelajaran itu lebih dibutuhkan dibanding pendalaman teori,” katanya.

Baca Juga  Usai Pjs Kadiskoperindag, Sekda Fadil Rangkap Jabatan PJs Kadisdikpora

Decak Kagum Finlandia University

Sebelum pertemuan tersebut digelar, pihak Finlandia University melakukan analisa terhadap penerapan pendidikan berkarakter di Purwakarta. Selama medio Februari-Agustus, mereka berkeliling ke sekolah-sekolah di kabupaten yang terkenal dengan Air Mancur Sri Baduga tersebut.

Hasilnya, Finlandia University menemukan kesamaan pola antara penerapan pendidikan karakter di Purwakarta dan Finlandia. Hal ini mengundang decak kagum dan ditegaskan oleh Executive Vice President dari Finlandia University, Pasi Kaskinen.

Menurut dia, konsep pendidikan di Negeri Seribu Danau tempat dia tinggal tidak pernah membebani pelajar. Sebagaimana di Purwakarta, pelajar Finlandia mengalami kebahagiaan saat menerima pelajaran.

“Pendidikan di Purwakarta hampir sama dengan di Finlandia. Pelajar Purwakarta bahagia, pelajar Finlandia pun begitu. Fokusnya juga kepada keterampilan dan kemampuan pelajar,” katanya usai Dedi memaparkan konsepnya.

Baca Juga  Upaya Pemkab Purwakarta Tangani Kekeringan

Dari aspek kurikulum, Pasi pun menemukan kesamaan. Pelajaran yang masuk dalam kurikulum di sesuaikan dengan sekolah setempat. Purwakarta menurut dia, melakukan hal yang sama dengan menerapkan kurikulum sesuai dengan karakter wilayah.

“Jadi, antara satu sekolah dengan sekolah yang lain ada perbedaan, sesuai karakter wilayah,” ujarnya.

Pasi pun berkelakar tentang kontroversi yang muncul akibat penerapan pendidikan karakter di Purwakarta. Menurutnya, Dedi Mulyadi dan warga Purwakarta harus ke Finlandia untuk membuktikan bahwa konsep tersebut sangat berguna.

“Pak Dedi ini enerjik. Konsep pendidikannya sesuai dengan kultur. Negara kami pun berpijak pada kultur kami sendiri. Mungkin bapak harus ke Finlandia dulu agar dipercaya,” katanya sambil tertawa. (rls/eka)