Dampak Kemarau Panjang, 962,5 Hektare Sawah Dilanda Kekeringan
PURWAKARTA, HeadlineJabar.com
Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Kabupaten Purwakarta mendata 962,5 hektare sawah se-Kabupaten Purwakarta berstatus terancam kekeringan.
Ancaman kekeringan ini sebagai dampak kemarau panjang, sehingga para petani kesulitan dalam mendapatkan suplai air untuk mengairi sawah.
Beberapa wilayah paling parah dilanda kekeringan di antaranya Kecamatan Maniis, Plered, Sukatani, Campaka sampai Cibatu. Rata-rata persatu kecamatan memiliki data komulatif kekeringan sawah sebesar 220 hektare. Salah satunya di Kecamatan Maniis.
Kadistanhutbun Purwakarta, Ir Wawan Tarsamana Setiawan menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pendataan sejak April sampai akhir Juli sekarang. Hasilnya, hampir seluruh sawah di Kabupaten Purwakarta terancam kekeringan.
“Klasifikasinya di masing-masing kecamatan ada yang berstatus, terancam, ringan, sedang, dan berat dalam kasus kekeringan,” ungkap Wawan.
Luas keadaan kekeringan yang didata, status ringan kekeringan sebesar 132,5 hektare, sedang 78 hektare, berat 101 hektare dengan jumlah 311,5 hektare.
Sementara untuk data komulatif kekeringan perhektare (KMT Ha), status ringang kekeringan sebesar 318,5 hektare, sedang 109 hektare, berat 251 hektare. Jumlah KMT kekeringan sebesar 678.
Jumlah besar kekeringan bisa dilihat dari data luas tanaman terancam perhektare. Dimana, menghasilkan angka sebesar 962,5 hektare sawah se-Kabupaten Purwakarta berstatus terancam kekeringan. Angka ini diperoleh dengan masuknya angka luas tambah kekeringan sebanyak 30 hektare.
“Luas tambah kekeringan ini diperoleh dari Kecamatan Plered sebanyak 5 hektare, Sukatani sebanyak 24 hektare dan Bijong 1 hektare. Luas tambah kekeringan merupakan angka penambahan kasus,” tambah Wawan.
Namun demikian, di waktu kemarau panjang ini, beberapa kecamatan sudah menggelar panen raya. Salah satunya Plered, Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes, Bungursari Karangmukti sudah menggelar panen.”Beberapa kecamatan tersebut sudah menggelar panen karena masa tanam yang lebih awal,” ulas Wawan.(dzi)