Cawagub Dedi Mulyadi Harap Lotek Go Internasional Nyusul Sate Maranggi

Foto : Cawagub Dedi Mulyadi Harap Lotek Go Internasional Nyusul Sate Maranggi.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Orang Sunda memiliki makanan sejenis salad bernama lotek. Namun secara resep, proses pembuatan lotek lebih rumit dibanding dengan salad.

Lotek terbuat dari bahan sayuran yang telah dikukus terlebih dahulu, kemudian diaduk dengan saus kacang dalam cobek. Sementara, salad lebih praktis karena hanya berisi sayuran mentah dicampur dengan mayonaise.

Melihat kerumitan pembuatan lotek, calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan sudah saatnya lotek bersaing dengan makanan internasional.

Hal tersebut disampaikan oleh calon wakil gubernur bernomor urut 4 itu saat mengunjungi Kabupaten Bekasi, Rabu (7/3/2018). Tepatnya, di Desa Bantar Jaya, Kecamatan Pebayuran

Baca Juga  Bupati Anne Targetkan 4 Juta Wisatawan Kunjungi Purwakarta

“Salad dan lotek itu memiliki kesamaan. Bedanya, kalau salad disentuh oleh koki profesional dan internasional. Kalau lotek masih dibuat secara tradisional. Proses membuat salad diajarkan di sekolah tata boga sementara lotek tidak,” katanya.

Menurut Dedi Mulyadi, lotek harus mulai dibuat oleh tangan-tangan terampil koki internasional. Dirinya siap mendorong kesejajaran antara salad dan lotek.

“Saya bertekad mendorong lotek agar dikenal masyarakat luas. Ke depan, penyajiannya harus sempurna dan dilakukan oleh tangan-tangan terampil,” ujarnya.

Baca Juga  Sport Center Purwakarta Akan Miliki Fasilitas Olahraga Skateboard, BMX dan Sepatu Roda

Sumbang saran terkait penyajian dan pemasaran itu disampaikan oleh pria yang lekat dengan iket Sunda berwarna putih itu kepada Mak Namih (54). Dia merupakan seorang pedagang lotek di desa setempat dengan omset Rp150 ribu sehari.

Di tempatnya berjualan, Dedi Mulyadi membuat lotek sendiri tanpa bantuan Mak Namih. Dia menikmati lotek buatannya sambil berbincang dengan sang pedagang.

“Makanan apa sih yang sekarang tidak digemari kalau penyajiannya bagus?. Kalau penyajian dan penataannya sempurna, saya yakin lotek bisa bersaing,” katanya.

Soal kuliner, Purwakarta sebagai kabupaten yang pernah dipimpin oleh Dedi Mulyadi selama dua periode sudah berhasil membranding sate maranggi.

Baca Juga  Jasa Tirta II Dukung Program Bakti BUMN untuk Mandalika

Beberapa Food Truck di Amerika Serikat menjual makanan khas Purwakarta tersebut dengan cara berkeliling. Di Purwakarta sendiri, Sate Maranggi Hj Yetty Cibungur bisa menghabiskan beberapa ekor sapi sehari untuk bahan baku sate.

Akan tetapi, Dedi Mulyadi mewanti-wanti agar lotek tidak dijual secara online. Sebab, jika tidak dimakan begitu selesai dibuat, akan terjadi perubahan rasa terhadap lotek tersebut.

“Saya kira tidak bisa dijual online ya. Lotek ini kan begitu selesai dibuat harus segera dimakan. 30 menit saja lewat, itu akan terjadi perubahan rasa,” pungkasnya.