Buruh Bangunan Kena Tipu, Pulang Jalan Kaki dari Karawang ke Cianjur
Foto : Sarip Hidayat merupakan warga Kampung Bojong RT 03 RW 03 Desa Bojong, Kecamatan Cibarengkok Kecamatan Cipicung Kabupaten Cianjur.
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Saat ditemui, Sarip Hidayat dalam kondisi kelelahan. Berjalan kaki tiga hari tiga malam, pulang menemui keluarganya di Cianjur. Sarip salah satu dari belasan buruh bangunan yang terkena tipu, tak menerima gaji saat bekerja di Karawang Timur.
Sarip bersama 16 orang buruh bangunan lain mulanya bekerja di wilayah Klari Timur Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Selama 23 hari bekerja, buruh bangunan yang berasal dari berbagai daerah itu tidak menerima gaji sepeserpun.
Diduga kepala pengelola (mandor, red) bagunan kabur membawa gaji para buruh. Sarip Hidayat merupakan warga Kampung Bojong RT 03 RW 03 Desa Bojong, Kecamatan Cibarengkok Kecamatan Cipicung Kabupaten Cianjur.
“Saking kesalnya saya dengan rekan lainnya mau merusak bangunan itu, dan yang saya aneh ko ada yah orang setega itu, pada saat mau gajian malah melarikan diri,” ungkap Sarip, saat beristirahat di halaman kantor Kecamatan Sukatani Purwakarta, Rabu (28/12/2016).
Usai kena tipu, Sarip memutuskan pulang tanpa membawa hasil. “Bapak berjalan kaki dari Karawang Timur dari hari Senin tanpa membawa uang sepeserpun,” tuturnya.
Ia menceritakan, berjalan kaki dengan menempuh jarak sangat jauh, bukan tanpa alasan, karena dirinya tidak memiliki uang sepeser pun untuk pulang ke kampung halamannya. Sehingga ia memutuskan untuk berjalan kaki agar bisa pulang ke rumahya.
“Dari awal bekerja kita dijanjikan dengan upah besar perharinya. Namun, setelah kita bekerja hampir satu bulan, mandor asal Cilacap tersebut kabur. Sekarang saya bingung harus bagaimana pulang masih jauh,” jelasnya.
Dengan singkat ia menuturkan, berangkatnya kerja di proyek bangunan tersebut karena diajak oleh kenalan asal warga Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Kemudian berangkat dari Purwakarta ke tempat kerja di Karawang Timur 13 orang, dan sisanya warga Karawang.
“Setelah tahu mandornya kabur, kita putuskan untuk pulang. Saking kesalnya bangungan yang sudah jadi, kita hancurkan saja,” pungkasnya.
Dicky Zulkifly