Bupati Purwakarta Senada dengan Presiden Terkait Serapan Anggaran

Foto : Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.IST

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memberikan apresiasi atas pernyataan Presiden Joko Widodo yang akan memberikan sanksi kepada daerah yang rendah dalam penyerapan anggaran.

Ditemui di salah satu kantornya, Gedung Kembar, Jalan KK Singawinata pada Senin (14/8/2017), Dedi menyatakan dukungan terhadap pernyataan tersebut dan mengaku sudah melaksanakannya dalam tatanan kebijakan keuangan di daerah yang dia pimpin.

“Saya apresiasi dan dukung penuh Bapak Presiden. Sejatinya dana yang diserap itu kan dari masyarakat untuk digunakan membangun kesejahteraan publik,” jelasnya.

Baca Juga  Gigi Meriahkan Halal Bihalal Pemkot Bandung

Rendahnya serapan anggaran yang dikeluhkan oleh Presiden Joko Widodo rupanya berbanding terbalik dengan kondisi yang terjadi di Purwakarta. Menurut Dedi, serapan anggaran di daerah terkecil kedua di Jawa Barat ini malah mencapai 90 persen.

“Kita daya serapnya 90 persen, jumlah itu kita gunakan untuk infrastruktur, pelayanan kesehatan gratis, pelayanan pendidikan gratis dan lainnya untuk masyarakat,” ujarnya. 

Esensi pembangunan lanjut Dedi, terletak pada peningkatan daya serap anggaran. Maka, menurut pria yang kini gemar mengenakan peci hitam itu, tidak etis jika negara menarik pajak, retribusi, hingga sumber pendapatan lain, tetapi dengan sengaja diendapkan di bank.

Baca Juga  Tonton Konser Musik We The Fest 2017, Presiden Jokowi Pantau Perkembangan Industri Kreatif

“Kalau diendapkan di bank, ya sama dengan mengingkari filosopi pembangunan. Di Purwakarta mah uang bukan menumpuk, tapi yang ada malah serapannya tinggi,” tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam acara penyerahan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Jember, Jawa Timur pada Minggu (13/8) menuturkan bahwa dirinya telah melakukan pengecekan seluruh rekening di Bank Pembangunan Daerah maupun bank lain.

Baca Juga  Wow.. Artis Ibu Kota "Goyang" Kampung Bongas Purwakarta

Hasilnya, terdapat Rp220 triliun dana yang belum diserap. Akibatnya, ia mengultimatum seluruh kepala daerah yang masih rendah dalam penyerapan anggaran di daerah yang mereka pimpin.

“Ya kita siapkan sanksinya. Soalnya, ini uang ditunggu rakyat untuk pembangunan, masa gak diserap,” ujar mantan Walikota Solo tersebut.

EDITOR : DICKY ZULKIFLY