Bupati Purwakarta Santuni Warga Terdampak Galian Tanah Merah

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menyerahkan bantuan untuk warga terdampak galian tanah merah ilegal di Desa Sukajaya, Kecamatan Sukatani.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menyerahkan bantuan sembako untuk warga terdampak proyek galian tanah merah ilegal di Desa Sukajaya, Kecamatan Sukatani.

“Alhamdulillah hari ini, saya bisa bersilaturahmi dengan warga Desa Sukajaya, Sukatani. Di sini saya mengajak warga untuk ikut membangun dan menjaga Purwakarta,” ujar Anne, saat sembako di Desa Sukajaya, Kecamatan Sukatani, Purwakarta, Rabu (8/7/2020).

Sesuai dengan tema hari jadi Purwakarta tahun ini, ia mengajak masyarakat di desa tersebut untuk bersama-sama menjaga alam dan lingkungan, agar tetap hijau dan asri.

Baca Juga  SMK 3 Linggabuana, Sekolah Pertama Usung Kearifan Lokal

Bukan tanpa alasan ia mengajak masyarakat, karena di wilayah tersebut terdapat galian tanah merah yang dianggap merugikan masyarakat.

“Tema HUT Purwakarta tahun ini ‘Jaga dan Riksa’. Yang lewat jalur arteri ini tidak hanya warga Sukatani, melainkan warga di kecamatan lain seperti Darangdan, Plered, Maniis dan Tegalwaru juga merasakan kemacetan di jalur ini. Saya lebih setuju tanah itu digarap oleh masyarakat yang kemudian menghasilkan sumber pertanian yang melimpah,” katanya.

Baca Juga  Bupati Purwakarta Sebut Mak Eri Teladan bagi Kalangan Berada
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika saat meninjau galian tanah merah ilegal di Desa Sukajaya, Kecamatan Sukatani.

Anne mengaku telah memanggil pihak perusahaan galian tanah dan menyarankan untuk menempuh izin sebelum beroperasi.

“Hasil pertemuan kemarin mereka sepakat akan melakukan proses perizinan terlebih dahulu, sebelum melanjutkan galian,” ucapnya.

Setelah itu, ia pun mendatangi galian tanah merah untuk memastikan tidak ada aktivitas galian di area tersebut.

Baca Juga  Gaji dan THR Ditahan Pegawai PT Smart Multi Finance Gruduk Balai Kota Depok

“Kami akan mempersempit akses keluar masuk truk dengan terpaksa mematok akses jalan di sekitar tambang, agar mereka tidak beroperasi terlebih dahulu sebelum izinnya keluar,” ujar Anne.(dik)