Bupati Purwakarta Minta Go-Jek Bermitra dengan Ojek Konvensional

Foto : Ilustrasi.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyerukan Go-Jek Indonesia bermitra dengan pelaku ojek konvensional. Seruan ini berkenaan dengan ekspansi bisnis ojek online tersebut di Purwakarta. 

Sejak beberapa waktu yang lalu telah beredar pamplet yang berisi tawaran kepada masyarakat Purwakarta untuk menjadi mitra perusahaan yang bergerak dengan mobile platform tersebut.

Di sisi lain bupati menilai, seharusnya pihak Go-Jek tidak membuka perekrutan secara terbuka, melainkan terlebih dahulu menawarkan kepada para tukang ojek konvensional untuk menjadi mitranya.

“Hemat saya, seharusnya bukan rekrutmen begini, mereka harus melakukan pendataan berapa sih tukang ojek konvensional di Purwakarta, tawarkan dulu kepada mereka, berikan pelatihan tentang sistemnya, dan jadikan mereka mitra,” kata Dedi, kemarin.

Baca Juga  12.164 Narapidana di Jabar Dapat Remisi Peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI

Riset terhadap penggunaan jasa ojek di Purwakarta pun dinilai oleh Dedi perlu dilakukan oleh Go-Jek. Menurut dia, ini penting agar tidak terjadi benturan antara mitra perusahaan ojek online dengan ojek konvensional seperti yang terjadi di beberapa daerah.

“Nah, dari riset itu mereka pegang data, berapa sih rate kebutuhan ojek di daerah A misalnya. Jangan langsung rekrut, konflik bisa terjadi nanti dengan ojek konvensional,” katanya.

Baca Juga  Bupati Purwakarta Marah

Apabila pihak Go-Jek tidak mengikuti arahan ini dan tetap “keukeuh” dengan pola yang mereka buat, maka pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta tidak akan segan mengeluarkan larangan bagi perusahaan yang bergerak sejak Tahun 2010 tersebut.

“Kita tidak anti teknologi ya, mau via aplikasi atau konvensional kan yang penting kebutuhan transportasi masyarakat terpenuhi. Tetapi, perlu juga kita pikirkan dampak lanjutan ini agar tidak menjadi eskalasi negatif di tengah masyarakat kita. Jangan asal ikut trend tetapi malah timbul masalah baru. Kalau “keukeuh”, kita hentikan,” tegasnya.

Baca Juga  Desa Sukadami Alokasikan DD Untuk Beli Alat Kesenian

Moda transportasi menurut Dedi sebenarnya lebih dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan untuk akses mobilitas menuju perkotaan. Terkait dengan transportasi di daerah kota menurut dia, masih belum ada keluhan apapun dari masyarakat.

“Transportasi lebih dibutuhkan di desa sebenarnya, tetapi kan tidak ada yang mau buka karena yang dibutuhkan oleh mereka adalah kendaraan roda empat untuk akses mobilitas,” pungkas Dedi.

EDITOR : DICKY ZULKIFLY