Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi Instuksikan SKPD Gunakan Bahasa Sastra dalam Surat Menyurat

Foto : Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dalam kesempatan Konser Puisi Purwakarta Aum Siliwangi di Bale Citra Resmi, Rabu (24/8/2016).(Redaksi)

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mencoba terobosan baru dalam roda birokrasi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Bupati Dedi menginstruksikan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mulai dinas, badan dan kantor membuat administrasi surat menyurat dengan menggunakan bahasa sastra.

“Dengan nuasna estetika, tidak akan ada pihak yang tersinggung. Karena mereka terbawa oleh energi positif dari sastra,” jelas Dedi dalam pidato kebudayaan pembukaan Konser Puisi Purwakarta Aum Siliwangi di Bale Citra Resmi, Rabu (24/8/2016).

Baca Juga  Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat di 2020 Meningkat

Instruksi ini ia sampaikan bukan main-main. Penggunaan bahasa sastra dalam setiap surat menyurat sebetulnya sudah lama dilakukan dan menjadi hal biasa bagi bupati yang karib disapa Kang Dedi ini. Hanya saja, kebiasaannya itu belum pernah dicontoh oleh lembaga birokrat di Purwakarta.

“Sampai saat ini lembaga dinas belum pernah mengikuti apa yang saya contohkan. Padahal banyak sekali keuntungan di saat sastra masuk pada wilayah-wilayah pemerintahan,” papar Dedi.

Baca Juga  Hadiri Grebeg Syawal Keraton Kanoman, Bupati Purwakarta : Tradisi Ini Harus Dilindungi

Pihaknya juga merasa prihatin karena sejauh ini sastra terpisah dari entitas pemerintahan dan kekuasaan. Dalam artian, sebuah unsur karya sastra yang ada pada lingkup penyair tidak terhubung pada lingkup kenegaraan dan kekuasaan.

“Padahal sastra adalah ruh dari peradaban. Seorang pemimpin tak bisa lepas dari unsur estetika. Dan estetika terletak pada kerangka-kerangka sastra,” papar Kang Dedi.

Baca Juga  Kampanyekan Anti Hate Speech, IOH Gelar Kompetisi dan Festival Film Pendek SOS 2023

Maksud seperti ini diupayakan Dedi untuk mengangkat etos dan semangat kerja dunia birokrasi. Dalam pidato kebudayaan itu, Dedi berani menyebut saat ini birokrasi seolah menjadi robot tanpa kreasi.

“Cara ini dilakukan untuk memperindah cara kerja. Lembaga birokrasi mesti menggabungkan unsur sastra. Salah satunya dengan menyatukan bahasa sastra dalam sebuah surat,” terang Dedi.(*)

Editor : Dicky Zulkifly