Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi Ingatkan Guru Jangan Lebay di Media Sosial

Foto : Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, di tengah acara sosialisasi Surat Edaran tentang pelarangan PR Akademik bagi siswa hari ini Senin (5/9/2016) di Pendopo Purwakarta.(Redaksi)

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Media sosial memang kini tengah digandrungi oleh masyarakat luas. Aneka platform yang telah lama eksis mulai dari blog, micro-blog, sampai berbasis foto dan video telah banyak digunakan oleh berbagai segmen masyarakat mulai dari remaja hingga dewasa tak terkecuali guru.

Penggunaan media sosial oleh guru ini menjadi perhatian khusus Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, di tengah acara sosialisasi Surat Edaran tentang pelarangan PR Akademik bagi siswa hari ini Senin (5/9/2016) di Pendopo Purwakarta.

Baca Juga  PWI Kota Sukabumi Gelar Lomba Foto Karya Jurnalistik

Dalam kesempatan tersebut, Dedi mengimbau kepada para guru agar memberikan contoh yang baik dalam bermedia sosial. Walaupun bersifat personal, tetapi Dedi memandang media sosial harus digunakan untuk menyebarkan gagasan yang bermanfaat dibanding sesuatu yang bersifat pribadi dan memiliki nilai kemanfaatan yang kurang.

“Kalau posting itu harus yang bagus. Gagasan, ide, filosopi pendidikan. Hari ini kita lebih banyak posting yang lebay-lebay. Mau naik pesawat, belanja, makan di restoran, nyanyi-nyanyi. Saya pikir hal seperti itu kurang baik kalau terlihat oleh publik. Terutama ini untuk para guru, anda dengan murid anda tentu saling follow, saling berteman. Kalau terlihat oleh murid, tentu ini contoh tidak baik,” tegas Dedi di depan para guru.

Baca Juga  Dedi Mulyadi Kirim Tenaga Medis Bantu Yayasan Orang Gila di Tasikmalaya

Imbas posting lebay itu menurut Dedi, dapat menimbulkan kesan negatif terhadap peran guru secara profesional. Tugas guru sebagai pendidik menurut dia akan terdegradasi oleh posting yang tidak produktif. Meminimalisir hal tersebut, Bupati yang akrab disapa Kang Dedi itu meminta para guru agar memilah dan memilih kualitas konten sebelum diposting pada akun sosial media milik mereka.

“Kalau postingnya tidak bermanfaat nanti ada kesan ini guru tidak bekerja dengan baik dalam mendidik murid di sekolah. Netizen yang berkomentar pun pasti nadanya pedas. Ini memperburuk citra guru,” ujar Dedi.

Baca Juga  Pejabat Pemkab Purwakarta Dirotasi

Dedi pun sempat menjelaskan bahwa apa yang dia sampaikan hanya bersifat imbauan sehingga tidak akan ada peraturan khusus yang menaungi imbauannya tersebut. Disamping karena setiap akun media sosial tersebut bersifat personal, Dedi juga menilai ada hal positif yang bisa didapat dari bermedia sosial.

“Ini imbauan saja, lakukan hal positif agar publik media sosial ikut terdidik”. Pungkas pria yang selalu mengenakan pakaian khas Sunda tersebut.(*)

Editor : Dicky Zulkifly