758 Jemaah Haji Asal Purwakarta Gagal ke Tanah Suci

Ilustrasi

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Kepala Kementerian Agama Kabupaten Purwakarta Munawir Sulaeman mengatakan, terdapat 758 jemaah yang gagal berangkat pada tahun ini. Kepastian ini setelah pemerintah pusat melalui Kementerian Agama memastikan tidak ada memberangkatkan jemaah haji 2021.

Jumlah jemaah haji asal Purwakarta tersebut masih utuh tidak ada yang mengundurkan diri (pengambilan uang) atau meninggal dunia.

“Mudah-mudahan sampai berangkat nanti tetap utuh,” ujar Munawir, baru-baru ini.

Ia menjelaskan, pembatalan pemberangkatan jemaah haji ini mengingat masih dalam masa pandemi Covid-19.

Pembatalan kedua kali ini juga berdasarkan pertimbangan matang dan untuk kebaikan bersama.

“Dampaknya, yah otomatis terus mundur jadwal pemberangkatan. Kita prioritaskan yang sudah terdaftar tahun sebelumnya jika tahun depan ada pemberangkatan,” kata Munawir.

Baca Juga  Kadin: Perekonomian dan Industri Purwakarta Kian Membaik

Kecuali, lanjut dia ada penambahan kuota untuk Indonesia terlepas berapa jumlah yang diberikan untuk Kabupaten Purwakarta. “Harapanya seperti itu, ada penambahan kuota khususnya bagi Purwakarta,” ucap dia.

Euis Aisyah tidak bisa menutupi kekecewaannya setelah kembali mendapat kabar pengumuman pembatalan keberangkatan naik haji pada tahun ini.

Euis Aisyah merupakan salah satu calon jemaah haji asal Kampung Warung Kandang, Desa Sindangsari, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta harus rela menunggu kembali pemberangkatan naik haji tahun depan.

“Kalau ditanya kecewa yah pasti jawabannya kecewa karena harus menunggu lagi tahun depan,” kata dia, Sabtu 5 Juni 2021.

Baca Juga  Pesta Rakyat Tiga Pilar Meriahkan Hut Bhayangkara ke 73 Di Purwakarta

Ia mengaku khawatir dengan adanya pembatalan untuk kedua kalinya ini mengingat faktor usia yang akan berpengaruh pada fisik juga kesehatan.

Namun demikian, ia tetap akan menunggu jadwal keberangkatan ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.

“Mudah-mudahan diberi kesehatan, kelancaran sehingga saya bisa berangkat ke Tanah Suci. Saya juga tidak bisa berbuat banyak karena ini keputusan pemerintah,” ujar nenek yang lahir pada 1960 itu.

Perempuan pensiunan PNS ini bercerita daftar berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji pada 2012 bersama sang suami bernama Rohaemi, dijadwalkan berangkat pada 2020.

Namun, nasib berkata lain sebelum keberangkatan sang suami meninggal dunia karena sakit sembilan bulan lalu.

Baca Juga  Hanya Boleh 11.300 KJA di Jatiluhur

Padahal, ia mengaku telah menyiapkan segala sesuatunya secara matang termasuk pakaian untuk kebutuhan selama ibadah haji.

“Jadi saya berangkat bersama anak bernama arif Rahman Hakim. Semuanya sudah disiapkan tinggal berangkat, tapi malah ditunda kembali,” ujar Euis.

Seperti diketahui, pemerintah resmi membatalkan keberangkatan ibadah haji 2021. Hal ini disampaikan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi persnya Kamis 3 Juni 2021 usai melakukan rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI.

Yaqut mengungkap salah satu alasan Indonesia tidak memberangkatkan jamaahnya tahun ini karena Pemerintah Arab Saudi belum mengundang Indonesia untuk menandatangani nota kesepahaman tentang persiapan penyelenggaraan haji.(dik)