20 Desa di Purwakarta Darurat Longsor

Foto : Areal persawahan di Kampung Nangerang Wetan Desa Nangerang Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta terkena longsor sepanjang 200 meter

PURWAKARTAheadlinejabar.com

Curah hujan yang turun di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, akhir-akhir ini mulai mengalami peningkatan. Seiring dengan datangnya hujan, wilayah ini jadi siaga tanah longsor.Pasalnya, dari 192 desa dan kelurahan yang ada, 20 desa di antaranya masuk zona merah. Zona merah itu, merupakan wilayah yang memiliki kerawanan gerakan tanah yang cukup tinggi.

Baca Juga  Ikhtiar Pemkab Purwakarta Menjawab Kesulitan Warga Tentang Permasalahan Air Bersih

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Purwakarta, Akun Kurniadi mengatakan, saat ini pihaknya selalu mewaspadai 20 desa tersebut selama 24 jam. Sebab, saat musim penghujan seperti ini, kasus tanah longsor sering terjadi. Makanya, wilayah itu siaga tanah longsor.

“Tapi, sampai saat ini belum ada laporan mengenai bencana tanah longsor. Mudah-mudahan tidak ada,” ujar Akun baru-baru ini.

Adapun desa yang rawan longsor ini, di antaranya Desa Cianting, Sukajaya, Cijantung dan Panyindangan (Kecamatan Sukatani). Kemudian, Desa Salam Mulya (Kecamatan Pondok Salam). Lalu, Desa Parakan Lima dan Cisalada (Kecamatan Jatiluhur).Desa yang rawan longsor ini, lanjutnya, berada di wilayah perbukitan yang kontur tanahnya jenis lempung.

Baca Juga  Aksi Balasan Pelajar Nonmuslim Bersihkan Masjid Agung Purwakarta

Sehingga, saat diguyur hujan, tanah tersebut bisa menjadi medan luncur. Makanya, gerakan tanah di wilayah itu sangat tinggi. Karena, kondisinya sangat labil.Sebenarnya, sambung Akun, Purwakarta merupakan wilayah yang terbagi dalam tiga jenis zona gerakan tanah. Yakni, zona biru (kerentanan gerakan tanah rendah), zona kuning (kerentanan gerakan tanah sedang), serta zona merah (kerentanan gerakan tanah tinggi).

Baca Juga  Belum Bayar Pajak, Bapenda Purwakarta Siapkan Plang

Dari semua wilayah ini, yang diwaspadai adalah zona merah dan kuning.Untuk antisipasinya, yaitu, warga di 20 desa itu harus selalu waspada bila hujan turun. Bila ada tanda-tanda gerakan tanah, segera tinggalkan rumah mereka untuk mencari lokasi yang lebih aman. Selain itu, bila kondisinya semakin parah segera laporkan ke petugas Tagana atau aparat pemerintahan setempat.(rep/red)