1500 Petugas Disiapkan Kawal Serangan Teroris di Kota Bandung

Foto : Walikota Bandung Ridwan Kamil berencana memperkuat pengamanan serangan terorisme di wilayah hukum Kota Bandung. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain mengintesifkan Brigadir RW dari kepolisian.

BANDUNG, HeadlineJabar.com
Sebanyak 1500 petugas ketertiban akan dilibatkan untuk mengelola keamanan di wilayah Kota Bandung menyusul serangan terorisme. Selain petugas kepolisian, petugas keamanan di Kota Bandung akan diberi gaji oleh Pemkot kurang lebih sekitar Rp1,25 juta.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berencana memperkuat pengamanan serangan terorisme di wilayah hukum Kota Bandung. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain mengintesifkan Brigadir RW dari kepolisian.

Baca Juga  Presiden Targetkan 2019 Indonesia Dapat Pasokan Listrik yang Cukup

“Saya sudah rapat dengan Komunitas Intelejen Daerah (Kominda) menyikapi percobaan peledakan di malam tahun baru, apapun motivasi dan skalanya kita sedang meningkatkan kondusifitas Kota Bandung,” kata Walikota Bandung Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Senin (11/1/2016).

Beberapa upaya untuk mengantisipasi masuknya terorisme ke Kota Bandung. Hal tersebut dilakukan menyusul aksi terorisme yang dilakukan pada malam pergantian tahun baru 2016 depan rumah dinasnya di Jalan Dalemkaum.

Baca Juga  Desa Cilegong saja Bisa Keluarkan Subsiddes sampai Gratiskan Raskin

“Ketiga kerjasama dengan masyarakat yang terhimpun di komunitas Jaga Lembur. Per kelurahan 10 orang. Anggarannya sama seperti petugas gorong-gorong,” ucapnya.

Selain itu, Ridwan Kamil juga akan mengumpulkan ketua RW se-Kota Bandung. Pada 2016 ini, Pemkot Bandung akan mengeluarkan raport untuk penilaian keaktifan masyarakat dalam kegiatan wilayah. Ketua RW akan ditugaskan sebagai penilai.

“Menekankan agar lebih proaktif terhadap orang-orang yang datang tanpa lapor 1×24 jam. Atau warga yang namanya tidak pernah aktif dalam kegiatan. Pemkot Bandung akan mengeluarkan indeks kemasyarakatan. Setiap rumah mau dikasih raport jadi setiap rumah akan terlacak. Namanya raport indeks kemasyarakatan. Seberapa banyak dia ikut aturan dan seberapa banyak dia ikut kegiatan kemasyarakatan,” ujarnya.

Baca Juga  Puluhan Peserta Antusias Dalam Pelatihan Merangkai Bunga di Purwakarta

Konsep tersebut diharapkan bisa menyisir pendatang dari luar kota yang berniat untuk bersembunyi ataupun melakukan kejahatan di Kota Bandung. “Mudah-mudahan tidak terjadi lagi sumber kejahatan datang dari mereka yang bermukim di Bandung termasuk yang di Regol itu,” katanya.(int/red)