Wiranto Tentang Senjata Pesanan Brimob: Kita Selesaikan Dengan Cara Musyawarah Mufakat

JAKARTA, headlinejabar.com

Usai ditemukan Ratusan senjata impor di Kargo Bandara Soekarno-Hatta dan Mabes Polri juga sudah mengkonfirmasi terkait kebenaran pemilikkan senjata tersebut, Wiranto selaku Menko Polhukam akan segera berkordinasi dengan instansi terkait.

Menanggapi itu, Menko Polhukam Wiranto mengatakan hal-hal semacam ini bukanlah untuk konsumsi publik. Ia meminta kesabaran publik agar pihaknya mengkoordinasikan masalah-masalah tersebut dengan instansi di bawahnya.

“Sebenarnya ya, hal-hal yang tidak perlu jadi komoditas publik, ada masalah-masalah yang perlu kita selesaikan dengan cara musyawarah mufakat, koordinasi,” kata Wiranto di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta TimurĀ 

Baca Juga  Project SPBG PT PGN Diduga Bermasalah

Wiranto juga enggan berkomentar banyak terkait penemuan 280 senjata impor pesanan Brimob yang masih tertahan di kargo Bandara Soeta.

“Biarkan kami, berikan kesempatan ke saya untuk sama-sama dengan Panglima TNI, dengan Kapolri, BIN, dengan Pindad, dan siapa pun yang terlibat pengadaan senjata, biar kami koordinasi menyelesaikan itu,” lanjut dia.

Jika nanti hal-hal tersebut sudah terang benderang, maka pihaknya akan menginformasikan kepada masyarakat luas.

Baca Juga  Main Dadu, Tiga Pengusaha di Depok Berakhir di Rutan

“Nanti domain kami ya. Sehingga nanti hasilnya, kemudian panggil wartawan, ayo, bicarakan apa yang sudah kita hasilkan dari koordinasiyang tuntas itu,” ujar Wiranto.

Sebelumnya beredar kabar bahwa ada senjata yang ditahan BAIS TNI, yakni senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46 milimeter sebanyak 280 pucuk dan 5.932 butir peluru.

Baca Juga  Sidang Gugatan Mantan Ketua RT 10 Terus Bergulir

Namun Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto membantah penahanan tersebut. Menurut dia, pengadaan ini sudah diketahui Dankor Brimob Irjen Pol Murad Ismail dan BAIS TNI. “Senjata tersebut adalah milik kami dan adalah barang yang sah,” ujar Setyo Sabtu 30 September.

REPORTER : YUSUF STEFANUS
EDITOR : DICKY ZULKIFLY