Kawal Otopsi Kasus Tewasnya Terduga Teroris Siyono

DEPOK, headlinejabar.com
Kasus tewasnya Siyono terduga teroris saat berada di mobil Densus 88, terus menjadi pertanyaan dan sorotan masyarakat. Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) KH Hasyim Muzadi menghormati perjuangan Muhammadiyah yang meminta atau mengawal otopsi Siyono. Menurutnya, berkali-kali meminta kepada yang berwewenang melakukan kekerasan (hard ware) agar bertindak Indonesiawi.
Ia menilai, pola pemberantasan terorisme di Indonesia haruslah untuk kepentingan semata keselamatan Indonesia. Dia meminta agar jangan menggunakan pola Americani atau Westernisasi dalam pemberantasan teroris di indonesia.
Pasalnya, perang terhadap terorisme oleh pihak barat sebenarnya bukanlah semata hanya kepentingan masalah bangsa. Namun, lanjutnya, mempunyai kepentingan lebih luas dan komprehensif.
“Maka, dalam hal ini Muhammadiyah perlu diapresiasi agar tetap ada unsur keadilan dalam masalah Siyono,” ujar KH Hasyim, Selasa (5/4/2016).
Menurutnya, memang perlu otopsi guna mengukur apakah ada overacting dari Densus 88 atau tidak. Dia mengungkapkan langkah Muhammadiyah bisa disebut sebagai mewakili umat Islam dan rasa keadilan Indonesiawi.
“Sesuatu yang sudah sulit diharapkan dari PBNU (yang sekarang, red) karena lilitan liberalisasi dan parpolisasi,” papar dia.
Sebagaimana diketahui, Siyono (39) warga Brengkungan Cawas Klaten ditangkap Densus 88 pada Selasa (9/3/2016) karena diduga terlibat dalam jaringan teroris. Namun, Siyono meninggal di perjalanan saat dibawa pengembangan untuk diminta menunjukkan senjata api yang disembunyikannya.
Sementara, institusi Polri mengklaim Siyono meninggal usai kelelahan dan lemas akibat melawan serta berkelahi dengan anggota Densus 88 yang mengawal selama perjalanan.(*)

Reporter  : Yopi Setyabudi
Editor      : Dicky Zulkifly
Baca Juga  Stop Sementara, Taman Sri Baduga dalam Proses Penyidikan Polres Purwakarta