Ganti Rugi Tol Cijago Mandek, Warga Ngadu ke Presiden
![](https://www.headlinejabar.com/wp-content/uploads/2019/03/rps20190326_232101.jpg)
Foto : Ganti Rugi Tol Cijago Mandek, Warga Ngadu ke Presiden.
DEPOK, headlinejabar.com
Warga terdampak pembangunan Tol Cojago mengadu kepada Presiden Joko Widodo. Mereka menulis surat terbuka, meminta agar presiden dapat membantu proses penyelesaian pembayaran ganti rugi lahan bagi warga terdampak.
Proyek Tol Cijago Seksi 3 yang melintasi empat kelurahan meliputi Tanah Baru, Krukut, Limo dan Cinangka sampai saat ini telah lebih dari 12 tahun tidak selesai.
Surya salah satu korban terdampak Tol Cijago, mengatakan, dirinya terpaksa menulis surat terbuka untuk Presiden Jokowi karena birokrasi daerah lamban dalam menangani masalah ganti rugi pembebasan lahan.
“Pak Joko Widodo kami mohon dapat meninjau lokasi proyek Tol Cijago khususnya di Kelurahan Limo. Kedatangan Pak Jokowi kami sangat yakini bisa membuat keseluruhan birokrasi Depok lebih gesit menyelesaikan tugasnya dan kesengsaraan warga Depok bisa diakhiri,” kata Surya.
Menurut Surya, Lembaga Managemen Aset Negara (LMAN) lambat dalam merealisasikan pembayaran ke Badan Usaha Jalan Tol sehingga berdampak kepada masyarakat.
“Ini akibat dari LMAN tidak memberikan dana talangan kepada badan usaha jalan tol dalam hal ini PT TLKJ karena mereka menghindari beban bunga pinjaman,” ucapnya.
Menurutnya, dalam proses pembebasan lahan Tol Cijago ada beberapa kejanggalan dimana saat ini pembebasan lahan dilakukan oleh unsur militer.
“Kenapa harus Kodam aparat militer yang melakukan pembebasan kalau ditanya BPN beralasan karena tidak memiliki personil yang cukup tugas mereka hanya mengukur saja,” katanya
Pihaknya juga menyampaikan dalam isi surat terbuka kepada Presiden bahwa tidak adanya perhatian dari pemerintah setempat dalam rangka membantu menyelesaikan kasus pembayaran ganti rugi Tol Cijago.
“Walikota Depok sampai surat ini dibuat, mengabaikan ketika diminta koordinasi di lapangan oleh Kementerian PUPR, akibatnya Dinas Pemukiman Depok juga berani bersikap menunda pekerjaan dan tidak kelihatan sepak terjangnya secara nyata untuk membantu penyelesaian proyek,” ucapnya.(yop/dik)