UMKM Jabar Masuk di Marketplace Meningkat 34 Persen

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberi pencerahan pada pelaku UMKM saat meluncurkan Toko oleh Kaya.id secara virtual di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu (25/9/2021)/Biro Adpim Jabar

KOTA BANDUNG, headlinejabar.com

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut jumlah pelaku UMKM di Jabar yang masuk pasar online atau marketplace terus bertambah.

Sebelum pendemi COVID-19 hanya 20 persen atau 602 pelaku UMKM Jabar yang masuk di marketplace. Setelah didampingi dan dilatih kini sudah ada 1.623 UMKM masuk marketplace atau naik 34 persen.

Selama pandemi ini Pemda Prov Jabar bersama kab/kota mendampingi dan melatih UMKM untuk tetap bertahan bahkan berkembang dengan beradaptasi dengan teknologi yakni melakukan strategi pemasaran digital.

“Kami di Pemda Provinsi Jabar sangat peduli dengan UMKM. Kenapa? Karena 90 persen ekonomi Jawa Barat itu ekonomi UMKM. Kemudian kita ingin semua go digital maka kita lakukan pelatihan pendampingan semua pokoknya,” ujar Ridwan Kamil dalam acara launching Toko oleh Kaya.id secara virtual di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu (25/9/2021).

Baca Juga  BELI BALI: Go Digital, UMKM Harus Siap Lonjakan Permintaan

Jabar pun, kata Ridwan Kamil, terus mendorong daya saing digital. Saat ini, Jabar menempati posisi dua dalam hal daya saing digital di Indonesia dengan skor 57,1.

Menurutnya, ada empat pilar yang menjadi pendukung daya saing digital yakni SDM berkualitas, pembiayaan teknologi informasi dan komunikasi, pertumbuhan keuangan digital tinggi dan terakhir infrastruktur digital.

“Kami ini daya saing ada di rangking dua karena kami ini desa. Makanya Jawa Barat membuat konsep desa digital. Tentunya ada empat yang sedang kami siapkan. SDM harus siap semua harus jago digital. Kemudian tidak usah pakai cash lagi, semua pakai QR Code semua pake e-money dan sebagainya kemudian infrastruktur dan lain-lain,” jelas Ridwan Kamil.

Baca Juga  Dua Jagoan Baru Mitsubishi Siap ‘Mengaspal’ di 2016

Gubernur mengajak pelaku UMKM memanfaatkan potensi besar yang dimiliki Indonesia dengan go digital. Berdasarkan data Google, Temasek, dan Bain & Company 2020, ekonomi digital Indonesia di tahun mencapai USD44 juta atau Rp631 triliun. Diprediksi pada 2025 akan meningkat menjadi USD124 juta atau Rp1.744 triliun.

“Dalam konteks potensi ekonomi digital tahun lalu orang mau jual beli lewat digital itu sekitar Rp600 triliunan dalam hitungan lima tahun dengan kerja cerdas maka ada potensi sekitar Rp1.700 triliun,” ujarnya.

Baca Juga  Hibar Eco Village Malang Nengah Tempat Budidaya Sayuran Dataran Rendah

Apalagi, kata Ridwan Kamil, Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna internet yang terbesar dengan 196,7 juta. Dari jumlah tersebut, 56 persen pengguna internet di Indonesia berasal dari daerah perdesaan.

“Potensi di Indonesia pengguna internetnya hampir 200 juta. Orang Indonesia itu jumlah handphone-nya lebih banyak dari jumlah penduduknya,” kata pria yang kerap disapa Kang Emil.

Oleh karena itu, Kang Emil mengajak pelaku UMKM berjualan lewat online tapi juga harus mengantisipasi lonjakan permintaan sebagai konsekuensi logis.(rls/dik)