Produsen Peuyeum Bendul Galau

Ilustrasi peuyeum.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Para produsen Peuyeum Bendul di Desa Sukatani, Kecamatan Sukatani, Purwakarta, Jawa Barat, mengalami penurunan omset dan pendapatan karena terdampak pandemi Covid-19.

Diketahui, saat ini Purwakarta tengah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak 3 Juli 2021 sampai 20 Juli 2021 mendatang.

Hal ini jelas berpengaruh pada laju bisnis para produsen sampai pedagang Peuyeum Bendul. Mengingat, Peuyeum Bendul sendiri sudah lama menjadi buah tangan bagi para wisatawan maupun pengguna jalan yang melintas di Sukatani.

Baca Juga  Spesifikasi Oppo Reno 7 z 5G dengan Segudang Kelebihan Terbaru

Cici (30), produsen Peuyeum Bendul merasa merugi selama pandemi Covid-19 ini. Bahkan penurunan pendapatannya mengurang cukup drastis.

“Mulai disaat ada corona jadi mengirimnya hanya 80 kilogram saja, sebelumnya bisa ngirim sampai 1 kuintal bahkan 1 ton,” kata Cici, Sabtu (10/7/2021).

Ia menceritakan, sebelumnya setiap hari mengirim peyeum bendul ini ke daerah Cikampek yang tiap harinya mengirim dari 1 kuintal bahkan bisa mencapai 1 ton di setiap pengirimannya, namun saat ini ia hanya mengirim seminggu dua kali saja.

Baca Juga  1.329 Pesantren Jabar Ikut Audisi Tahap I OPOP 2021

“Ngirim peuyeum ini biasanya ke Cikampek setiap hari, tapi sekarang mah cuma sedikit,” ujarnya.

Cici mengaku untuk saat ini juga hanya mendapati keuntungan yang sedikit, ditambah kondisi PPKM Darurat yang baru saja di terapkan oleh pemerintah sehingga untuk proses pengirimannya sedikit terhambat. “Seminggu ya paling ngirimnya hanya 2 kali aja, sebelum corona hampir full tiap hari ngirim,” ucapnya.

Baca Juga  DKUPP Purwakarta Gelar Pelatihan Pengolahan Ikan di Kecamatan Jatiluhur

Dengan kondisi ini, Cici berharap agar pandemi Covid-19 ini cepat teratasi, sehingga dirinya menjual serta mengirim kembali normal seperti biasanya.

“Harapannya ya normal lagi aja, kalo normal lagi tuh enak bisa ngirim setiap hari dan segi pendapatannya juga ikutan normal,” kata Cici.(dik)