Presiden Minta Gas di Bawah 6 Dollar Akhir November
Foto : Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, usai Rapat Terbatas tentang harga gas untuk industri, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (4/10/2016).
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menugaskan beberapa menteri untuk menghitung ulang harga gas. Presiden menugaskan agar finalisasi harga gas bisa diselesaikan selambat-lambatnya akhir November tahun ini.
“Dan harganya dari 9,5 dollar AS per mmbtu ditekan harus di bawah 6 dollar AS per mmbtu,” terang Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, usai Rapat Terbatas tentang harga gas untuk industri, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (4/10/2016).
Beberapa menteri mulai Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Maritim Luhut B Pandjaitan, Menteri Perindutrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah diinstrukaikan.
“Penurunan harga gas untuk untuk industri maupun untuk keperluan lainnya,” papar Pramono.
Nantinya harga gas untuk kebutuhan dalam negeri maupun kebutuhan ekspor harus dibuat sama, sehingga pengaturannya akan lebih mudah.
Presiden menugaskan Menteri Perindutrian Airlangga Hartaro tidak lagi bergantung pada luar. Pengembangan industri turunan dari petrochemichal maupun dari industri gas yang ada.
Presiden Jokowi menilai, harga gas bumi di Indonesia cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara di Asean. Harga gas di Indonesia tertinggi mencapai 9,5 dollar AS per mmbtu.
Itu pun masih ada juga yang harganya 11 dan 12 dollar AS per mmbtu. Sementara harga di Vietnam hanya 7 dollar AS, Malaysia 4 doar AS, dan Singapura 4 dollar AS.
Padahal, Indonesia mempunyai potensi cadangan migas, cadangan gas bumi yang cukup banyak, sangat banyak. Dan sebaliknya negara-negara tersebut baik Vietnam, Malaysia, Singapura ini dapat dikategorikan mengimpor gas bumi.
Presiden meminta dilakukan langkah-langkah yang konkret agar harga gas kita lebih kompetitif. “Saya kemarin hitung-hitungan, hitung-hitungan, ketemunya saya kira antara 5 6 dollar AS per mmbtu nanti. Kalau enggak angkanya itu enggak usah dihitung saja. Syukur di bawah itu,” tegas Jokowi.(*)
Editor : Dicky Zulkifly