Pertumbuhan Ekonomi Dunia Ibarat Perfect Storm

Foto : Mantan Menteri Keuangan di era Presiden SBY Sri Mulyani mengunjungi Kampus Universitas Indonesia dalam rangka mengisi acara Peranan Pemuda dalam mensukseskan Pembangunan berkelanjutan yang inklusif di Fakultas Hukum UI, Selasa (26/7/2016).(Yopi Setyabudi – headlinejabar.com)

DEPOK, headlinejabar.com

Kunjungan mantan Menteri Keuangan di era Presiden SBY Sri Mulyani ke Kampus Universitas Indonesia mendapatkan banyak perhatian dari seluruh mahasiswa. Terlebih lagi Managing Director dan Chief Operating Officer Bank Dunia tersebut banyak mengangkat isu-isu dunia yang berkembang saat ini.

Baca Juga  Gerai Indosat Baru Purwakarta Dibuka

Sri Mulyani memandang saat ini, terutama bank dunia sangat mengkhawatirkan mengenai rapuhnya pertumbuhan dunia yang disertai dengan gejolak seperti yang terjadi di Negara Inggris.

“Pada bulan Juni lalu kami merevisi proyeksi pertumbuhan dunia turun ke 2,4 persen, dari proyeksi kami pada bulan Januari sebesar 2,9 persen. Seperti melambatnya pertumbuhan di Tiongkok dan perusahaan struktural ekonomi di Tiongkok sangat berpengaruh di seluruh dunia,” jelas Sri di sela-sela acara Peranan Pemuda dalam mensukseskan Pembangunan berkelanjutan yang inklusif di Fakultas Hukum UI, Selasa (26/7/2016).

Baca Juga  Warga Purwakarta, yuk Sukseskan Sensus Ekonomi 2016

Sri juga menegaskan bahwa apa yang di kerjakan saat ini di bank dunia semata-mata ingin memajukan kesejahteraan masyarakat khususnya negara-negara berkembang.

“Di bank dunia saya memiliki dua tujuan yang pertama yaitu mengentaskan kemiskinan ekstrem di negara-negara berkembang dan yang kedua bagaimana memastikan meratanya kesejahteraan masyarakat,” ujar Sri.

Negara-negara yang berkembang selama dua dekade terakhir menjadikan negara tersebut mesin pertumbuhan dunia, dimana negara tersebut saat ini tengah menghadapi tantangan berat. Ibarat badai yang datang secara sempurna atau perfect storm.

Baca Juga  Teknologi, Tantangan Gerakan Koperasi di Era Digital

“Perfect storm ini berupa melemahnya ekonomi dan perdagangan dunia yang disertai perlambatan dan perubahan secara struktural ekonomi. Dan rendahnya harga-harga komoditas menurunnya aliran modal ke negara berkembang serta meluasnya konflik dan serangan terorisme dan perubahan iklim global itu semua dapat dialami oleh semua negara,” tutup Sri.(*)

Reporter : Yopi Setyabudi
Editor : Dicky Zulkifly