Harga Ancur, Pedagang Tomat di Purwakarta Masih Bisa Untung

Pedagang Tomat Pasar Rebo Purwakarta Kus Hendriawan Masih Meraup Untung.

PURWAKARTA, HeadlineJabar.com Sejumlah pedagang tomat di pasar tradisional Purwakarta masih meraup untung. Padahal, sejauh ini harga tomat turun drastis belum kembali stabil. 

Salah satunya Kus Hendriawan (32) pedagang tomat Pasar Rebo Purwakarta mengaku masih bisa mengambil keuntungan dari tomat yang ia jual. Hanya saja, terjadi penurunan volume penjualan.

Biasanya, Kus dalam sehari bisa menjual tomat sebanyak 40 Kg. Saat paceklik seperti ini, tomat yang terjual hanya sekitar 20 Kg perhari. Terjadi penurunan 50 persen, dari penjualan saat harga tomat normal.

Baca Juga  Produk Jabar Banyak Dilirik Pasar Global

“Di sini saya menjual tomat Rp5000 per Kg. Dari induk saya membeli Rp2000 per Kg. Kalau dijual satuan, justru untungnya tidak terlalu besar, apalagi tomat-timat besar,” kata Kus.

Dia menerangkan, jika sejauh ini pembeli dalam keadaan sepi. Namun begitu, ia masih bisa mengantongi keuntungan meski tidak seperti biasanya.

“Lagi sepi untuk pembelian tomat. Saya sudah memprediksi, kalau musim kemarau kayak ginih harga tomat pasti turun. Karena barang banyak, pembelian juga banyak,” kata dia.

Baca Juga  Forkopimda Tinjau Operasional Pusat Perbelanjaan

Karena panen tomat lebih bagus saat kemarau, maka sudah pasti banyak petani yang menjual ke pasar. Akibatnya, harga tomat menurun. Sementara di pasar, pedagang berebut pembeli. Meski harga turun, pembeli sepi.

“Sekarang di petani bisa jadi per Kg tomat dihargai Rp500-Rp1000. Tapi kalau saat tomat banyak, pedagang yang curang sedikit. Karena biasanya kalau lagi langka banyak tomat bagus dan buruk dicampur saat dijual,” tambah Kus.

Baca Juga  Dirjen Pajak Pastikan Pelaporan Pajak Tahunan Meningkat

Meski harga murah, masih ada pembeli yang menawar harga tomat. Namun, itu hal yang biasa karena pedagang tidak akan menjual di bawah harga pembelian awal.

“Masih ada yang nawar. Di sini hanya tomat yang mahal. Kalau harga cabai merah, cabai rawit dan bawang masih standar,” pungkasnya.(dzi)