Taman Sri Baduga Purwakarta Bawa Pesan Kebhinekaan

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Kabupaten Purwakarta sudah lama memulai gerakan toleransi dari berbagai lini. Di bawah kepemimpina Bupati Dedi Mulyadi, pembangunan kabupaten terkecil kedua di Jawa Barat ini membawa falsafah kesundaan.

Kini, warga masyarakat Purwakarta patut berbangga hati. Setelah pemkab setempat sukses mebangun dan melauncing Taman Air Mancur Sri Baduga tahap ke-III pada Sabtu (18/2/2017).

Taman air mancur yang memadukan cultural values (nilai budaya) dan technology values (nilai teknologi) ini, terletak di jantung Kota Purwakarta. Tampil dengan software baru yang menyajikan aqua screen dan terowongan air pada gerbang baratnya.

Taman ini diresmikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Foto : Gradasi warna Air Mancur Taman Sri Baduga, sebagai perenungan terhadap nilai kebhinnekaan.

Dalam pidato selamat datangnya untuk jajaran Kementerian Pariwisata yang mewakili Presiden Joko Widodo, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, bahwa warna warni yang tersaji dalam Air Mancur Taman Sri Baduga ini merupakan lambang kebhinnekaan.

Baca Juga  Komisi II DPRD Purwakarta Fokus Kawal Peningkatan PAD dan Pemulihan Ekonomi di 2022

Konsep kebhinnekaan menurutnya harus teraplikasi dalam kehidupan sebagai bentuk pemeliharaan terhadap ragam kultur dan tradisi yang hari ini mampu diadopsi sebagai salah satu potensi pariwisata.

Foto : Taman ini diresmikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

“Kita tidak akan mampu melaksanakan konsep pembangunan secara ideal tanpa berpijak pada kultur dan tradisi dalam berkebudayaan, bangsa Indonesia terkenal karena kulturnya, karena kebhinnekaannya, ini bisa menjadi daya tarik pariwisata,” kata Dedi.

Gradasi warna Air Mancur Taman Sri Baduga, imbuh Dedi, merupakan hasil perenungan terhadap nilai kebhinnekaan yang eksis di kabupaten yang ia pimpin.

“Kalau tamannya sekedar taman bunga, itu biasa, kalau sekedar air mancur juga biasa, tetapi jika keduanya dikombinasi maka akan lahir keindahan, ternyata perbedaan itu, kebhinnekaan itu kini lahir di Purwakarta,” imbuhnya.

Baca Juga  Restu Pangdam, Makodim 0619 Purwakarta Berarsitektur Sunda

Foto : Taman air mancur ini memadukan cultural values (nilai budaya) dan technology values (nilai teknologi).

Pernyataan pria yang selalu mengenakan pakaian khas Sunda itu diamini oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, dalam sekapur sirih pengantar peresmian, Arief menyebut tradisi dan kebudayaan selain harus dilestarikan dalam perilaku kehidupan, juga memiliki nilai komersial kepariwisataan.

Menurut pria yang saat berbicara tak pernah lepas dari dialek bahasa Inggris tersebut, kedua hal itu harus berjalan beriringan, sebab budaya juga harus melahirkan sistem ekonomi untuk menghidupi masyarakatnya.

“Pariwisata hanya mampu hidup, saat di sebuah wilayah ada tradisi dan kebudayaan yang dipelihara, disana roda perekonomian mampu berputar, Purwakarta telah berhasil menghadirkan objek wisata yang melahirkan kesejahteraan untuk masyarakatnya,” katanya.

Baca Juga  PDAM Purwakarta Gercep Tanggapi Keluhan Warga Kesulitan Air

Foto : Tarian kolosal yang menceritakan tentang nilai-nilai budaya Sunda dalam peresmian tahap III Taman Sri Baduga.

Dalam peresmian itu sendiri, hadir tak kurang dari 50 ribu masyarakat dalam dan luar Purwakarta. Sejak pukul 18.00 WIB mereka terpantau memadati gerbang pintu masuk di sebelah timur lokasi peresmian dan gerbang keluar di bagian barat Taman Air Mancur Sri Baduga.

Pengunjung juga terpantau menyemut di sepanjang jogging track di sekeliling taman air mancur yang pertama kali diresmikan pada akhir Tahun 2014 tersebut.

Adapun ribuan pengunjung yang tidak mampu sampai ke lokasi peresmian, terlihat menikmati wisata kuliner di area Tjeplak, Jalan KK Singawinata Purwakarta.

EDITOR : DICKY ZULKIFLY