Melirik Pelajar Purwakarta Ngaji Kitab Kuning

PURWAKARTAheadlinejabar.com

Pemandangan seperti ini menjadi rutinitas setiap hari bagi seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Para siswa selain dibekali mata pelajaran formal berbasis kurikulum pendidikan, mengkaji kitab agama masing-masing menjadi nilai tambah.

Khusus bagi pelajar muslim, ditambah dengan kajian dan pendalaman kitab kuning. Kebijakan ini berangkat dari kebutuhan bahwa pembangunan fisik tidaklah cukup. Konsepsi pembangunan pada pelaksanaannya harus disertai dengan pembangunan mental dan spiritual.

Keberhasilan pembangunan fisik di Kabupaten Purwakarta memang harus dijaga oleh kestabilan mental dan spiritual generasinya. Jika sudah demikian, maka selesai sudah pembangunan lahir dan batin.

Foto : Pemandangan seperti ini menjadi rutinitas setiap hari bagi seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Purwakarta.

Semisal yang dilakukan pelajar kelas IV SDN Ciwangi, Kecamatan Campaka, Purwakarta. Dengan serius, mereka melantulkan syair riwayat kelahiran dan sanad atau silsilah keluarga Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga  Pemuda Purwakarta Komitmen Rawat NKRI

Lalu dengan lancar dan bersemangat ia membaca kitab kuning “Safinatul Najjah” yang berisi pelajaran rukun Islam dalam bahasa Sunda halus.

Foto : Pemandangan seperti ini menjadi rutinitas setiap hari bagi seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Purwakarta.

Program ini lahir dari tangan kebijakan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bernama ‘program belajar dan kajian kitab kuning’ yang digulirkan sejak pertengahan Februari 2017 lalu.

Kang Dedi tak menyangka pelajaran mengaji kitab kuning yang lazim dipelajari di pesantren-pesantren tradisional itu, kini bisa dipelajari dengan baik oleh anak-anak sekolah umum.

“Alhamdulillah, anak-anak tampak suka dan semangat mempelajarinya,” ujar Kang Dedi. Pelajaran kitab kuning yang di Jawa Barat disampaikan dengan Bahasa Sunda halus itu, sangat menyentuh hati anak-anak dalam upaya memperkokoh karakter mereka.

Baca Juga  Upaya Pemkab Purwakarta Berikan Perlindungan dan Jaminan Sosial untuk Masyarakat Berbuah Paritrana Award

Foto : Pemandangan seperti ini menjadi rutinitas setiap hari bagi seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Purwakarta.

Kang Dedi, yakin, anak-anak yang mempelajari kitab kuning kelak ketika sudah beranjak dewasa akan memiliki akal budi yang baik kepada Tuhannya, orang tua, sesama dan orang lain dan tak akan gampang dipengaruhi oleh faham-faham islam radikal. “Sebab, aqidah dan karakter mereka sudah ajeg,” ujarnya.

Pembelajaran kitab kuning memang dimaksudkan agar para pelajar dan generasi muda di daerahnya memiliki karakter kebangsaan dan nasionalisme serta keislaman yang benar dan kuat sehingga tak gampang dipengaruhi faham-faham radikalisme apalagi terorisme yang kini banyak disusupkan ke sekolah-sekolah atau layanan internet dan media sosial.

Devita Maharani, siswa kelas IV SDN Ciwangi, mengaku program kajian kitab kuning di sekolahnya tak mengganggu pelajaran yang dikurikulumkan. “Sama sekali nggak ada pengaruhnya,” ujarnya.

Baca Juga  Bahas Pendapatan Pj Bupati Purwakarta Temui Unsur Bapenda

Foto : Pemandangan seperti ini menjadi rutinitas setiap hari bagi seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Purwakarta.

Ia juga mengaku menikmati belajar kitab kuning tersebut. “Alhamdulillah jadi bisa baca dan nulis arab gundul,” ujar Devita.

Program pembelajaran kitab kuning di kalangan siswa sekolah umum mulai dari SD hingga SMA dan sederajat di Purwakarta dilaunching oleh Rais Aam Nahdhatul Ulama (NU), K.H Maruf Amien.

Menurut Maruf, pembelajaran kitab kuning di sekolah umum akan melahirkan para intelektual yang nyantri atau agamis itu, merupakan yang pertama di Indonesia. Ia yakin, para intelektual yang santri akan lahir menjadi para pemimpin yang mumpuni. “Itu pasti,” ujarnya.

EDITOR : DICKY ZULKIFLY