Kiai Ma’ruf Ingin Pengajaran Kitab Kuning di Purwakarta Ditintaemaskan
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Ma’ruf Amin menginginkan program pendalaman Alquran dan Kitab Kuning di Purwakarta ditintaemaskan.
Pernyataan ini terlontar saat Rais ‘Aam Nahdhatul Ulama ini, menghadiri launching Program Pendalaman Kitab Alquran dan Kitab Kuning bagi pelajar di Bale Maya Datar Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (23/2/2017).
Dalam sambutannya, keturanan ke-14 dari Syaikh Nawawi al Bantani tersebut mengatakan, program unggulan yang terbilang baru di Jawa Barat bahkan di Indonesia ini, menjadi program di seluruh Indonesia.
“Kalau santri diintelektualkan, itu sudah umum. Tetapi di Purwakarta, kaum intelektual disantrikan. Nah, ini saya kira harus ditintaemaskan, program ini harus menasional, bukan hanya di Purwakarta dan Jawa Barat,” kata Kiai Ma’ruf.
Kitab kuning, imbuh Kiai Ma’ruf, merupakan alat untuk melawan fundamentalisme sekaligus sekulerisme yang hari ini berkembang secara massif.
Kitab kuning bukan hanya berisi tentang disiplin ilmu fiqih, akan tetapi juga mengajarkan sikap hidup kepada sesama, kasih sayang dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari.
“Hari ini kita berhadapan dengan fundamentalisme dan sekulerisme. Kalau anak-anak kita belajar kitab kuning sejak dini, habislah sudah kedua hal tersebut. Kitab kuning itu tidak melulu fiqih, melainkan cara berkasih sayang antar sesama juga diajarkan, sehingga kita bisa hidup damai,” katanya.
Usai kegiatan launching, Kiai Ma’ruf didampingi oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sempat berkunjung ke SMPN I Purwakarta dan SDN I Nagri Kidul untuk melihat metodologi pengajaran kitab kuning yang telah dimasukkan ke dalam kurikulum tersebut.
Foto : Bupati Dedi dan Kiai Ma’ruf di sela launching Program Pendalaman Kitab Alquran dan Kitab Kuning bagi pelajar di Bale Maya Datar Purwakarta.
“Silakan pelajari dengan tekun, seluruh ilmu kehidupan ada dalam kitab ini, jadilah intelektual yang nyantri, punya jiwa keindonesiaan dan kebangsaan yang kuat,” ucap Kiai Ma’ruf di depan para pelajar.
Sebelumnya, pola pendidikan ala pesantren ini mengundang decak kagum Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Kang Dedi, mencoba menerjemahkan pola tersebut dalam kurikulum pendidikan di Purwakarta.
“Kitab Kuning itu sumber pengetahuan yang terbuka, bangsa eropa mengadopsinya dan mereka berhasil membangun peradaban yang luar biasa,” ujar Kang Dedi.
Mengenai cara penyampaian materi, Kang Dedi juga sempat memberikan penjelasannya. Ia mengatakan bahwa kelas 1 sampai kelas 5 SD akan fokus pendalaman cara membaca Alquran.
Sementara, kelas 6 SD sampai seluruh kelas yang ada di SMP dan SMA akan fokus terhadap cara membaca dan pemahaman kitab kuning.
“Jadi nanti itu, kelas 1 sampai kelas 5 SD fokus baca Quran dulu, mulai kelas 6 SD dan seterusnya sudah bisa kitab kuning. Metoda nya kan bisa di dalam kelas juga bisa sistem ‘balaghan’ ala pesantren, guru kitab kuning nya juga dari pesantren,” pungkasnya.
EDITOR : DICKY ZULKIFLY