Kang Dedi : Hindarkan Anak PAUD Dari Mainan Mekanis
Foto : Anak PAUD Purwakarta tengah bermain bakiak di Taman Pasanggrahan Padjajaran.
Anak PAUD Jangan Belajar di Dalam Kelas
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kembali mengeluarkan inovasi di wilayah penjabaran teknis pendidikan berkarakter. Kali ini, kepala daerah yang karib disapa Kang Dedi ini merubah metodologi pembelajaran anak usia dini.
Khusus pendidikan anak usia dini (PAUD), Kang Dedi memandang, transformasi pengetahuan yang hari ini diterapkan dalam sistem PAUD malah menimbulkan kecemasan terhadap anak. Anak seusia mereka belum saatnya dijejali pelajaran bersifat akademik.
Foto : Pelajar Purwakarta tengah bermain lompat tinggi.
“Anak-anak kita itu harus diarahkan pada pelajaran aplikatif dan pembentukan nalar kreatif, bukan pelajaran akademik,” demikian dikayakan Kang Dedi di hadapan para guru PAUD asal Kabupaten Purwakarta, Subang dan Karawang di Pendopo Purwakarta, Kamis (29/9/2016).
Senada dengan penyampaian Dedi, para guru PAUD ini datang ke Purwakarta guna mempelajari sistem pendidikan berkarakter yang telah lama diterapkan di Purwakarta.
Foto : Anak PAUD Purwakarta tengah bermain kelereng.
Lingkungan sekitar dinilai Dedi dapat menjadi lokasi pembelajaran yang bagus dalam mengasah kecerdasan anak. Selain bebas karena tidak belajar di dalam kelas, belajar secara out dor dinilai lebih mengasah jiwa anak agar lebih sadar lingkungan.
“Guru PAUD harus mengajak anak didiknya belajar di sawah. Ajak ke kebun, ajarkan kepada mereka bagaimana cara menanam hingga memanen. PAUD harus dibersihkan dari mainan mekanis yang terbuat dari plastik dan besi,” tegas Dedi.
Foto : Anak PAUD Purwakarta tengah bermain egrang.
Foto : Pelajar Purwakarta tengah bermain lompat tinggi.
Daya nalar kreatif anak bagi Kang Dedi dapat didorong dengan cara membuat mainan sendiri. Dia mencontohkan siswa yang senang main mobil-mobilan dapat dilatih membuat mobil-mobilannya sendiri misalnya dari kulit jeruk atau bahan alami lain.
“Pelajarannya tidak lagi normatif. Tetapi daya kreatif yang didorong, tidak boleh anak-anak kita dibiasakan membeli atau diberi mainan hasil ciptaan orang lain. Ini penting untuk perkembangan otak mereka,” jelas ia.
Foto : Anak PAUD Purwakarta tengah bermain bakiak.
Foto : Anak PAUD Purwakarta tengah bermain congklak.
Berangkat dari orientasi ini, Kang Dedi mengaku membuat Taman Pesanggrahan Padjadjaran (Alun-alun Purwakarta, red) sebagai tempat bagi kaulinan barudak’ (aneka jenis permainan anak-anak, red).
Foto : Anak PAUD Purwakarta tengah bermain bola bekel.
Bahkan seorang profesor yang khusus membidangi permainan anak-anak telah dikontak oleh bupati yang selalu mengenakan pakaian khas Sunda tersebut untuk mengajarkan jenis-jenis permainan tradisional yang hari ini eksistensinya mulai tergeser oleh mainan produksi pabrikan.
“Setiap Minggu di Taman Pesanggrahan ini ramai oleh anak-anak yang bermain. Kecerdasan mereka terlatih melalui aneka permainan tradisional. Mereka lepas berekspresi,” pungkas Dedi.(adv)
Editor : Dicky Zulkifly