Kampung Maranggi Plered, Surga Wisata Kuliner di Purwakarta

Foto : Sebutan “Kampoeng Maranggi” ini lahir karena Plered memang menjadi salah satu daerah sentra makanan khas Purwakarta.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Berkunjung dan berjalan-jalan ke Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, sempatkan untuk mampir sejenak ke tempat yang satu ini. Adalah Kampung Maranggi, tempat makan khusus yang menyediakan Sate Maranggi, sebagai makanan khas dari Purwakarta.

Surga wisata kuliner yang berlokasi di alun-alun Kecamatan Plered tepatnya depan Kantor Kecamatan Plered atau di samping halaman Stasiun Kereta Api Plered bisa jadi tempat menjawab rasa lapar selama perjalanan wisata ke Purwakarta.

Fajar Nurjaman (25) salah seorang pengunjung asal Kota Bandung mengaku puas saat berwisata kuliner di Kampung Maranggi Plered. Menurut dia, banyak kuliner yang ditawarkan di Kampung Maranggi. Namun, yang juara tetap Sate Maranggi.

“Rasa satenya khas banget, belum ada yang bisa mengalahkan cita rasanya. Sebab, selain bumbunya yang khas, Sate Maranggi diolah oleh pembuat yang punya resep rahasia. Ini mungkin yang bisa membuat cita rasa Maranggi begitu juara,” kata Fajar, di Kampung Maranggi Sabtu (2/12/2017).

Baca Juga  Libur Selama Ramadan, Pelajar Purwakarta Fokus Dalami BTQ dan Kitab Kuning

Seperti diketahui, Sate Maranggi adalah makanan kebanggaan masyarakat Purwakarta dan kini telah menjadi ikon daerah di sebelah timur Jakarta itu.

Sate maranggi tersedia dengan bahan daging sapi dan daging kambing. Adapun perbedaan dari sate maranggi dengan sate pada umumnya, yaitu cara memasak.

Jika pada umumnya daging langsung dibakar baru diberi bumbu, namun sate maranggi terlebih dahulu direndam menggunakan bumbu dari aneka rempah.

Dalam penyajian, sate maranggi juga berbeda dengan sate lainnya, karena hanya diberi bumbu kecap dan sambal. Serta harus dinikmati dengan makanan utama seperti nasi timbel atau ketan bakar.

Sate maranggi telah ada di Purwakarta, dan diklaim sebagai salah satu kuliner warisan dari para leluhur.

Foto : Sebutan “Kampoeng Maranggi” ini lahir karena Plered memang menjadi salah satu daerah sentra makanan khas Purwakarta.

Sate Maranggi Mendunia

Baca Juga  Dukung Kenaikan Jabatan Akademik Dosen, UBP Karawang Berikan Fasilitas Bantuan Dana, Berikut Besarannya

Menurut Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, Sate Maranggi tumbuh pesat beberapa tahun ini. Dia masih ingat, ketika zaman kuliah, jarang sekali ada penjual Sate Maranggi. Yang diingat adalah penjual sate saat itu ada di perempatan Cianting.

Seiring waktu, bertambahlah pedagang di Cikubang, milik Abah Ajuk. Setelah itu ada sate Maranggi Cibungur.

“Yang terkenal duluan kelapanya di Cibungur itu, baru satenya,” terangnya beberapa waktu lalu.

Dedi melihat, Maranggi memiliki potensi besar. Itulah sebabnya dia membuat beberapa festival setiap tahun untuk mendekatkan sate ini dengan masyarakat, seperti Festival Kampoeng Maranggi di Plered, beberapa bulan lalu.

Dedi juga mendorong penjagaan kualitas dan memperkenalkan Sate Maranggi ke berbagai tempat di Indonesia, bahkan dunia.

“Sate Maranggi sudah masuk ke Istana negara hingga Amerika,” kata Dedi.

Di Amerika, konsep penjualan Sate Maranggi dalam bentuk food truck. Dari laporan yang diterimanya, penerimaan warga Amerika terbilang baik.

Setelah Sate Maranggi naik kelas, penjualnya pun menjamur, bahkan sampai di hotel. Walau demikian, Dedi mengaku tidak menjamin rasa sate Maranggi di hotel akan sama, karena Maranggi membutuhkan daging segar.

Baca Juga  Museum Keramik Purwakarta Pajangkan Kerajinan Keramik Dalam dan Luar Negeri

Foto : Sebutan “Kampoeng Maranggi” ini lahir karena Plered memang menjadi salah satu daerah sentra makanan khas Purwakarta.

Profil Kampoeng Maranggi

Sebutan “Kampoeng Maranggi” ini lahir karena Plered memang menjadi salah satu daerah sentra makanan khas Purwakarta.

Di sini terdapat kios-kios penjual sate maranggi yang dibangun langsung oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta dengan nuansa etnik bangunan khas Sunda yakni “Julang Ngapak”.

Foodcourt ini sengaja diperuntukan oleh Pemkab Purwakarta bagi para pedagang maranggi yang selama ini berjualan di pinggir jalan atau pun secara berkeliling.

Untuk membangun dan menata taman kuliner di Stasiun Plered ini, Pemkab Purwakarta mengucurkan dana Rp 2 miliar, plus biaya sewa lahan Rp 842 juta untuk masa sewa selama lima tahun kepada PT KAI.

REPORTER : AGA GUSTIANA

EDITOR : DICKY ZULKIFLY