Kampoeng Maranggi Plered, Kreatifitas Baru Purwakarta 

PLERED, salah satu daerah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, memiliki untaian panjang dalam catatan sejarah. Perdagangan menjadi magnet tersendiri. Sentra Kerajinan Keramik Plered, Sate Maranggi, sampai pusat perdagangan menjadikan Kecamatan Plered sebagai segi tiga emas perdagangan daerah. Sampai menarik perhatian pendatang, bukan saja dari dalam melainkan luar daerah.

Kampoeng Maranggi kini dibangun permanen tepat di halaman Stasiun Kereta Api (KA) Plered, memantapkan promosi makanan khas Purwakarta itu. Sate Maranggi memang sudah ada sejak dulu, lahir di daerah ini. Plered, tempat pedagang Sate Maranggi puluhan tahun lalu meraup laba.

Foto : Suasana berdagang di Kampoeng Maranggi cukup nyaman. Pedagang tidak mesti lagi takut digusur petugas.(Redaksi)

Rabu (6/4/2016), para pedagang Sate Maranggi tak perlu lagi menerima teguran dari petugas dinas perhubungan. Selama ini memang keberadaan pedagang di pinggiran jalan menimbulkan kemacetan akibat berjualan di pinggir Jl Raya Anjun Plered.

Baca Juga  Festival Tatar Sunda Cirebonan Bukti Persaudaraan Sunda-Cirebon

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta telah memberikan solusi bagi para pedagang sekaligus mengurai simpul kemacetan lalu lintas. Bukan hanya untuk memeadahi perdagangan Sate Maranggi, sebagai penopang keberadaan Industri Keramik Plered melalui keberadaan Kampoeng Maranggi ini.

Pemindahan para pedagang Maranggi ini dipimpin oleh Wakil Bupati Purwakarta Dadan Koswara. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang belakangan hadir setelah pemindahan selesai, turut mengharapkan, dari Kampoeng Maranggi bisa lahir sebuah kreatifitas baru seputar makanan khas Sate Maranggi.

Dedi menuturkan, Kampoeng Maranggi merupakan bentuk komitmen Pemkab Purwakarta dalam perlindungan keberlangsungan usaha kecil mikro (UKM). Sektor usaha ini dampaknya dapat langsung terasa untuk masyarakat luas.

Baca Juga  Pemkab Purwakarta Bangun Taman Tangga Cinta dan Taman Baca Ciganea

“Ini bagian dari ikhtiar pemerintah daerah untuk melindungi pedagang kecil. Arus perputaran uang antara pedagang kecil dan pembeli dapat langsung terasa. Berbeda dengan pola dagang yang lain. Muter-muternya gak karuan,” kata Dedi di Kampoeng Maranggi Plered.

Foto : Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi (kanan) bersama Wakil Bupati Purwakarta Dadan Koswara (Kiri) meresmikan secara langsung penempatan pertama oleh pedagang Sate Maranggi di Kampoeng Maranggi Plered.(Redaksi)

Lebih lanjut Dedi meminta kepada seluruh penghuni Kampoeng Maranggi agar kreatif menggunakan kios yang diberikan oleh Pemerintah ini. Pemerintah Kabupaten Purwakarta tidak akan memungut biaya sewa kepada pedagang maranggi karena biaya itu sudah dibayarkan oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta kepada PT KAI DAOP II Bandung.

“Kios gratis ini harus disyukuri agar nikmatnya bertambah, pedagang harus membuat bangku dari bambu agar unsur etniknya terlihat, dicat dengan rapi agar tertanam kerinduan dalam hati pelanggan untuk kembali datang,” pesan Dedi kepada seluruh pedagang.

Baca Juga  Bale Indung Rahayu Purwakarta Gambaran Lengkap Perjuangan Seorang Ibu

Foto : Kampoeng Maranggi menjawab kegalauan destinasi wisata kuliner Purwakarta yang kaya akan potensi. Dengan ini, pengunjung dalam dan luar daerah bisa langsung mencicipi Sate Maranggi dengan nyaman.(Redaksi)

Untuk pemeliharaan Kampoeng Maranggi, Bupati Dedi mempersilakan para pedagang untuk udunan (Iuran, red) karena tempat baru ini membutuhkan pemeliharaan listrik dan air bersih.

“Kami hanya mempersilakan pada pegadang untuk udunan saja untuk biaya listrik dan air bersih. Tidak ada biaya sewa kios,. Kan itu mah bisa disisihkan sedikit dari laba, berdoa saja agar laba nya banyak,” tutup Dedi.(adv)


Editor      : Dicky Zulkifly