Di Era Digital Masa Kini, UMKM Purwakarta Bisa Jadi Raja

Foto : Beberapa produk yang terlahir dari rahimm UMKM Purwakarta, mentereng dan mulai mendapat perhatian. 

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Merebaknya perkembangan teknologi menstimulus kemajuan berbagai sektor perekonomian. Salah satu yang potensinya bisa melejit, adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Kabupaten Purwakarta terbilang tak ketinggalan dalam mendorong sektor perekonomian yang melibatkan masyarakat secara langsung. Ya, praktik UMKM memang melibatkan masyarakat sebagai pelaku langsung dalam menguasai alat-alat produksi.

Beberapa produk yang terlahir dari rahimm UMKM Purwakarta, mentereng dan mulai mendapat perhatian. Bukan saja perhatian domestik, melainkan mancanegara. Mulai dari pernak pernik kerajinan keramik, jajanan simping sampai miniatur kapal pesiar yang terbuat dari bahan kayu.

Tak ketinggalan, sektor kuliner sate maranggi yang namanya sudah dikenal sampai Negeri Paman Sam. Beberapa langkah untuk meninggikan derajat UMKM di Purwakarta, dibangun Galeri Menong, Bale Wayang sampai Museum Keramik. Di tempat ini karya tangan-tangan emas Purwakarta dijajakan. Tinggal sedikit polesan inovasi teknologi, UMKM Purwakarta bisa saja menjadi raja. 

Baca Juga  Bolos Apel, Gaji Pegawai Pemkab Purwakarta Dipotong Rp300 Ribu

Foto : Beberapa produk yang terlahir dari rahimm UMKM Purwakarta, mentereng dan mulai mendapat perhatian. 

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Purwakarta Ir Muhammad Abdul Latief meminta para pelaku UMKM di wilayahnya, untuk bersinergi dalam menghadapi era digital. 

Maksudnya, Kadin Purwakarta mengajak pelaku UMKM meningkatkan kemampuan bisnis dengan membangun sinergi di antara sesama mereka guna menghadapi tantangan usaha pada era digital. 

“Kita hidup di zaman now, zaman yang disebut dengan era tanpa batas. Di dunia ekonomi tercipta perdagangan bebas, di mana pelaku UMKM dari negara lain bisa masuk ke Indonesia. Bisa berdagang di Purwakarta,” ujar Muhammad Abdul Latief, Rabu (24/1/2018).

Sebabnya, Kadin mengharapkan antar sesama pelaku UMKM di Purwakarta bersinergi saling menguatkan. “Dengan sinergi, dan balutan teknologi UMKM Purwakarta bisa menjadi raja di Jawa Barat di Indonesia,” terang dia.

Menurut Mamat, UMKM yang tidak mempersiapkan diri menghadapi era digital akan terlindas dan ditinggal persaingan. “Dan kita lihat peran lembaga perbankan dalam menyuntik modal harus lebih ditingkatkan lagi,” terang Mamat sapaan karibnya.

Baca Juga  Dedi Mulyadi : Desa Sumber Inklusifitas Toleransi

Munculnya gerakan nasional digitalisasi UMKM semestinya menjadi motivasi tersendiri. Gerakan ini didukung oleh dua program pemerintah, yaitu 8 juta UMKM dan ekonomi kerakyatan. Hal ini dalam rangka mewujudkan visi ekonomi Indonesia 2020 menjadi “The Digital Energy of Asia” yang menargetkan pertumbuhan transaksi e-Commerce sebesar US$130 miliar.

Dari referensi yang dihimpun, ada target kekuatan ekonomi nasional berbasis UMKM yang disebut sebagai representasi ekonomi rakyat yang dapat menyerap tenaga kerja sekitar 90 persen. Serta memberikan kontribusi sebesar 58 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional. 

Terlebih lagi, hasil survei menunjukkan, berjualan secara online dapat meningkatkan pendapatan UMKM hingga 26 persen dan meningkatkan penyerapan kerja yang berimbas pada peningkatan ekonomi nasional secara berkala dan bertahap.

Foto : Beberapa produk yang terlahir dari rahimm UMKM Purwakarta, mentereng dan mulai mendapat perhatian. 

“Saat ini ada 3,79 juta pelaku bisnis UMKM yang telah memanfaatkan teknologi digital atau bisnis e-commerce,” kata Asisten Deputi Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Herustiati.

Baca Juga  20 Ribu Pengunjung Dibikin Terpukau Lihat Festival Seni Bela Diri Dunia di Purwakarta

Pengamat ekonomi Faisal Basri mengatakan, amat penting bila pemerintah melakukan perbaikan infrastruktur pendukung digitalisasi industri. Jadi, selain membangun infrastruktur fisik, juga mengembangkan digitalisasi industri. Hal ini agar Indonesia tidak tertinggal dalam era revolusi industri fase keempat atau lazim disebut industry 4.0.

Pasalnya, lanjut Faisal, fasilitas infrastruktur digital Indonesia tertinggal dari negara-negara tetangga. Sebagai contoh, di bidang internet, kecepatan internet di Indonesia pada triwulan I 2017 baru mencapai 7,2 megabyte (MB) per detik. “Memang kita lebih baik dari Filipina dan India. Tapi kita tertinggal jauh dari Srilanka, Vietnam, dan Malaysia,” kata Faisal. 

Meski demikian, Faisal memuji urusan bisnis (business egality) industri digital Indonesia yang sangat baik. “Business egality kita sangat baik karena kelincahan para pengusaha yang luar biasa. Kita ada di peringkat 35,” ujarnya.

EDITOR : DICKY ZULKIFLY