Anyaman Bambu Khas Sunda Percantik Tema Etnik Hari Jadi Purwakarta

Foto : Cantik, hiasan anyaman bambu khas Sunda ini menghiasi gapura dan perkantoran dari mulai wilayah kota sampai pedesaan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, dalam rangka melengkapi tema etnik hari jadi daerah ini.(Redaksi)

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Bagi Anda yang sering lalu lalang, atau sekedar jalan-jalan ke Purwakarta, pasti melihat pemandangan berbeda seperti ini. Sepanjang jalan protokol dan perkantoran yang ada di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mulai diperindah dengan berbagai aneka hiasan khas kesundaan. Hiasan tersebut juga mewarnai setiap gapura, juga tersebar di wilayah kota sampai pedesaan.

Suasana ini hadir sebagai bentuk partisipasi dan integritas antara pemerintah dengan masyarakatnya dalam menyambut momentum Hari Jadi Kabupaten Purwakarta ke-48 dan Hari Jadi Purwakarta ke-185. Lantas apa saja hiasan dimaksud yang lengkap dengan kalimat “sampurasun” pada umbul-umbul yang terpasang.

Foto : Gapura Indung Rahayu sebagai simbol integritas antara pemerintah dengan rakyatnya. Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, gapura ini berdiri tegak menyambut dan menjajap setiap warga masyarakat yang keluar dan masuk kabupaten terkecil kedua di Jawa Barat ini.(Redaksi)

Dengan kreatif aparat pemerintah dan warga masyarakat menghias objek-obek penting di Purwakarta dengan berbagai anyaman bambu berupa Aseupan (alat untuk menanak nasi), Boboko (bakul nasi), Kohkol (kentongan) dan tak ketinggalan belahan bambu yang biasa digunakan untuk menyimpan beras perelek. 

Baca Juga  Kaulinan Barudak Warnai Akhir Pekan di Purwakarta

Partisipasi masyarakat ini tak lepas dari kepatuhan aparat pemerintah dan warga terhadap imbauan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Anggun (20) warga asal Desa Wanakerta Bungursari Purwakarta salah satunya. Antusias dan turut menghiasi gapura yang berada di wilayahnya.

Foto : Sepanjang jalan protokol dan perkantoran yang ada di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mulai diperindah dengan berbagai aneka hiasan khas kesundaan. Hiasan tersebut juga mewarnai setiap gapura, juga tersebar di wilayah kota sampai pedesaan.(Redaksi)

“Saya bersama-sama dengan aparat desa ikut juga menghias gapura pakai anyaman-anyaman dari bambu, tidak perlu membeli kami pakai saja seadanya yang ada di dapur yang sudah tidak terpakai untuk masak, setelah dicat kembali kan jadi bagus lagi, lalu kami pasang,” terang Anggun, Senin (25/7/2016).

Baca Juga  Bale Indung Rahayu Purwakarta Gambaran Lengkap Perjuangan Seorang Ibu

Pegawai di lingkungan Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Purwakarta turut melakukan hal yang sama, dengan dibantu oleh para tenaga harian lepas (THL), mereka sudah terlihat menghias lingkungan kantor mereka sendiri.

Foto : Tema etnik Hari Jadi Purwakarta lebih lengkap dengan hiasan anyaman Sunda.(Redaksi)

“Sudah sejak seminggu yang lalu sehabis jam kerja kami menghias lingkungan. Kami membuat replika ‘Leuit’ (lumbung pada khas Sunda, red) dan ‘Kohkol’ atau kentongan,” kata Kepala Bagian Umum pada Setda Kabupaten Purwakarta, Suhandi.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menjelaskan, desain perkakas bambu yang biasa digunakan oleh masyarakat Sunda pedesaan sengaja dia angkat untuk menjadi hiasan tematik dalam rangka peringatan Hari Jadi Purwakarta tahun ini. Ia menilai kelas menengah perkotaan pun sebenarnya merindukan nuansa kampung karena rata-rata mereka berasal dari kampung.

Foto : Hiasan yang dibuat dari anyaman bambu khas Sunda menghiasi Gapura Indung Rahayu yang siap menyambut siapa saja yang melintas di jalanan Purwakarta.(Redaksi)

“Unsur peradaban Sunda selalu menjadi tema kami setiap tahun, sengaja kami memilih tema ini agar masyarakat kita nineung, mengenang masa lalunya dahulu seraya berusaha menghadirkannya kembali hari ini. Lihat boboko kan bisa ingat ‘sangu akeul’ (nasi yang dikipasi hihid, kipas khas Sunda),” jelas pemimpin berdarah Sunda yang karib disapa Kang Dedi ini.

Baca Juga  Ramaikan HUT TNI ke-71, Kodam III Siliwangi Gelar Pameran Alutsista di Purwakarta

Foto : Kini Gapura Indung Rahayu di Purwakarta dihiasi kesenian anyaman bambu khas kesundaan lengkap dengan umbul-umbul sampurasun.(Redaksi)

Kang Dedi menilai, sektor ekonomi kreatif dapat terpromosikan dengan sendirinya dengan usungan tema etnik ini. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pesanan perajin anyaman khas sunda di beberapa wilayah, dengan omset peningkatan rata-rata sebesar 100 persen.

“Perajin bambu kan sulit kita temukan, pasarnya pun terbatas, melalui hari jadi ini kan mereka dapat omset banyak,” pungkas Dedi.(adv)

Editor : Dicky Zulkifly