Dedi Mulyadi Nilai Isu Kebocoran Anggaran Lagu Lama Prabowo

Foto : Dedi Mulyadi Nilai Isu Kebocoran Anggaran Lagu Lama Prabowo

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Amin Jawa Barat Dedi Mulyadi menilai isu kebocoran anggaran yang digembar gemborkan oleh Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sudah diucapkan sejak jaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Pak Prabowo menyampaikan APBN bocor-bocor bukan hanya sekarang. Di era kepemerintahan pak SBY, pak Prabowo sudah menyampaikan bocor-bocor bocor. Jadi tidak hanya sekarang, itu lagu lama,” kata Dedi saat ditemui di Purwakarta, Senin (11/2/2019).

Baca Juga  Momen Om Zein Borong Dagangan Warga Saat Bersih-bersih Sungai Citeko Plered

Dedi pun meminta Prabowo memberikan penjelasan secara detil kepada publik terkait isu kebocoran anggaran yang kerap disampaikan ke masyarakat di setiap kampanyenya.

“Setiap tahun ada audit APBN, APBD, Nah sisi kebocoran itu di mana? harus ditunjukin dong. Kebocoran ini di kementerian mana? di lembaga mana dan di kabupaten mana? Kalau kebocoran negara di kabupaten A misalnya, yang bertanggungjawab bupati. Dan bupati itu ada pemeriksa, auditor, BPK di wilayahnya masing-masing,” bebernya.

Baca Juga  Buntut Dua Raperda Gagal Disahkan, Bupati Purwakarta Siapkan Perkada

Jika isu tersebut ternyata benar terjadi di daerah, kata Dedi, tidak serta merta kebocoran anggaran tersebut menjadi tanggungjawab Presiden.

“Jangan-jangan bupati walikotanya pendukung Pak Prabowo. Jadi harus jelas propinsi mana, audit tahun berapa,” bebernya.

Selain itu, lanjut Dedi, selama ini presiden tidak mungkin memonopoli penggunaan APBN.

“Yang bertanggungjawab secara langsung dia itu adalah di lembaga kepresidenan. Tetapi secara institusional sebagai kepala pemerintahan, Presiden memang bertanggungjawab terhadap seluruh postur APBN itu. Tapi, tanggung jawab didelegelasikan. Ada yang tanggungjawabnya menteri, dirjen, direktur, gubernur, bupati, wali kota hingga kepala desa,” tandasnya.

Baca Juga  Hasil Tabayyun, Kiai Priangan Timur Nyatakan Dukungan Untuk Dedi Mulyadi

Sebelumnya Prabowo menyampaikan adanya dugaan telah terjadi markup sejumlah proyek yang menyebabkan terjadi kebocoran anggaran hingga mencapai Rp 500 triliun.

Padahal, kata Ketua Umum Partai Gerindra tersebut, anggaran sebesar itu bisa digunakan untuk membangun industri besar di Indonesia.

Hal itu disampaikan Prabowo saat berpidato di acara HUT ke-20 Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di hall Sport Mall, Kelapa Gading Jakarta Utara, Rabu (6/2/2019).(rls/eka)