Jumatan Perdana di Tajug Gede Cilodong Dihadiri Ribuan Jamaah

Foto : Jumatan Perdana di Tajug Gede Cilodong Dihadiri Ribuan Jamaah

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Jumatan perdana di Tajug Gede Cilodong dihadiri ribuan jamaah, Jumat (21/12/2018). Jamaah diketahui berasal dari dalam dan luar Purwakarta. Mengingat lokasi Tajug Gede Cilodong hanya berjarak 1 Km dari Gerbang Tol Cikopo.

Jumatan di Tajug Gede Cilodong dimulai dengan ditabuhnya sembilan bedug dan lantunan adzan dari sembilan muadzin. Tajug Gede berkapasitas 2.000 jamaah untuk masing-masing lantainya. Tajug ini diketahui memiliki dua lantai.

Khotib sekaligus Imam Jumat DR H Tata Sukayat MAg mengingatkan untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan. Bahwa makhluk akan kembali kepada sang khalik atau pencipta. Dengan itu, umat islam harus menjaga nilai-nilai keislaman.

Baca Juga  Pj Sekda: Seleksi JPT Pratama Purwakarta Digelar Pertengahan Oktober

“Tanpa kasih sayang Allah, manusia tidak akan mencium harumnya surga. Allah akan menyayangi hambanya yang beriman,” kata khotib dalam khutbahnya.

Tugas manusia di dunia adalah beriman kepada Allah. Mengemban tugas hanya semata-mata mengabdi kepada Allah.

“Dengan begitu, hanya mengibadahi Allah tiada menyekutukanNya. Mengikuti jalan yang lurus sebagaimana yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah,” ujar khotib.

Baca Juga  Dedi Mulyadi Blusukan di Basis Masyarakat Religius

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tajug Gede Cilodong Dedi Mulyadi mengatakan, Tajug Gede Cilodong selain di jadikan pusat peribadatan umat muslim juga sebagai sentral pertanian kreatif. Semula para petani itu merupakan petani kuli garap di perkebunan milik pemerintah.

“Sudah ada 20 petani yang kami bina dan digaji tiap bulan. Nanti ada dua hektare lahan perkebhnan bunga matahari, dan sayuran. Hasil kebunnya murni mereka yang kelola,” kata Dedi.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Bungursari sekaligus Penasihat DKM Tajug Gede Cilodong mengapresiasi keberadaan tajug sebagai pembersih citra negatif Cilodong yang semula sebagai pusat prostitusi.

Baca Juga  Pemkot Depok Abai dengan Kasus Pelanggaran Perda

“Alhamdulillah sekarang kawasan ini menjadi agamis berkat kehadiran tajug gede. Masyarakat di sini juga sangat mengapresiasi karena bisa mempersejuk suasana spiritual mereka,” kata Hasyim.

Diketahui pada kesempatan Jumatan pekan depan akan diisi khotib dari Masjid Sunan Gunung Djati Cirebon dan jumat pekan selanjutnya dari Masjid Sunan Kudus. Bahasan khutbah yang digunakan nanti sesuai dengan karakter daerah masing-masing khotib.(dik)