Suara Alam, Terapi Untuk Pengantar Tidur

Foto : Suara alam seperti deburan ombak, gemuruh atau tetesan hujan dikenali otak sebagai suara yang ‘tidak menimbulkan ancaman’. sumber : istimewa

SUARA-SUARA tertentu bisa menjadi terapi untuk membuat orang mudah tertidur. Jika Anda termasuk orang yang perlu waktu lama untuk bisa tidur, tidak ada salahnya memutar suara deburan atau gemuruh ombak.

 

Suara alam seperti deburan ombak, gemuruh atau tetesan hujan dikenali otak sebagai suara yang ‘tidak menimbulkan ancaman’. Dijelaskan salah seorang associate professor dari Pennsylvania State University, suara-suara tersebut bisa mem-blok suara lain yang meningkatkan kewaspadaan seperti klakson mobil atau lengkingan.

Baca Juga  Polsek Purwakarta Rangkul Tokoh Agama Putus Mata Rantai Covid-19

Orfeu Buxton, associate professor yang mendalami bidang kesehatan biobehavioral (berkaitan dengan biologi, sosial, perilaku dan lingkungan) melakukan studi dengan mengamati perbedaan antara suara yang berbunyi secara tiba-tiba dengan suara yang munculnya bertahap. Percobaan dilakukan di sebuah rumah sakit dengan memasang alarm yang memunculkan berbagai macam suara.

Alarm dengan bunyi helikopter yang cenderung datar dan bertahap tidak membuat para pasien rumah sakit segera terbangun. Sementara ketika dipasang alarm berbunyi deringan telepon, pasien lebih sering bangun. Suara yang menghentak seperti deringan telepon atau klakson, ternyata memicu otak untuk aktif.

Baca Juga  Pemkab Purwakarta Upayakan Seluruh Desa Punya Tempat Isolasi Pasien Covid-19

“Kita adalah mamalia, tapi juga primata. Primata akan memperingatkan kelompoknya ketika ada ancaman atau teriakan yang mengindikasikan bahwa ada salah satu dari kelompok mereka yang telah dimangsa. Kemudian otak akan mengaktifkan sistem kewaspadaan pada tubuh,” jelas Orfeu seperti dikutip dari Live Science.

Efek yang berbeda ditemukan pada suara-suara konstan dan datar seperti gemericik air, deburan ombak, tetesan hujan atau baling-baling helikopter. Suara-suara tersebut menimbulkan efek menenangkan dan bisa mengalihkan suara keras agar tidak ditangkap otak.

Baca Juga  Ironis, Dinkes Purwakarta Tak Ketahui Jumlah Kasus DBD

“Suara yang pelan, menderu, bukanlah suara ancaman maka dari itu efektif untuk menenangkan orang. Seperti sedang berkata: ‘Jangan khawatir, jangan khawatir, jangan khawatir’. Tipe suara ini bisa menentukan apakah Anda akan bangun atau tidak, mengontrol volume, karena informasi suara diproses secara berbeda oleh otak,” urai Orfeu. (net/red)