Busana Millenial Kultural ala Dedi Mulyadi di Debat Pilgub Jabar

Foto : Busana Millenial Kultural ala Dedi Mulyadi di Debat Pilgub Jabar

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Fenomena menarik muncul dalam acara debat publik Pilgub Jawa Barat, Senin (14/5/2018) di Balairung Universitas Indonesia, Depok Jawa Barat. 

Hal tersebut sontak menarik perhatian para pendukung yang hadir dalam kegiatan tersebut. Terutama, pendukung pasangan calon nomor urut 4, Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi. 

Dalam acara adu visi, misi dan program itu, Dedi Mulyadi tampil dengan busana tidak biasa. Dalam banyak kesempatan, mantan Bupati Purwakarta tersebut sering mengenakan pakaian khas Sunda. 

Akan tetapi, khusus di acara debat publik malam pria kelahiran Subang, Jawa Barat tersebut mengenakan busana ala millenial. Dedi Mulyadi tampak mengenakan jaket hitam dan celana jeans putih. 

Baca Juga  Dedi Ajak Kader Golkar Turun dan Bekerja

Uniknya, iket Sunda putih berjenis makutawangsa masih turut menjadi mahkota kepala pria suami Anne Ratna Mustika tersebut. 

Salah seorang pendukung pasangan nomor 4, Ramdhan Nur Cahya (27) menyampaikan apresiasi busana yang dikenakan oleh Dedi Mulyadi. 

Menurut dia, kader Nahdlatul Ulama tersebut tampil fresh dengan nuansa millenial yang tersemat. Tetapi, nuansa tersebut tidak meninggalkan aspek kultur. Terbukti, iket Sunda masih konsisten digunakan Dedi Mulyadi. 

Baca Juga  Boyke Sebar Fogging di Bandung dan Cimahi Cegah DBD

“Saya bolehlah menyebutnya millenial kultural. Gabungan dari millenial dan kultur itu penting. Perkembangan zaman harus kita ikuti tanpa harus meninggalkan kebudayaan. Saya kira, itu pesan yang ingin Kang Dedi sampaikan,” katanya, Selasa (15/5/2018), di Purwakarta. 

Rujukan Fesyen

Busana yang dikenakan Dedi Mulyadi sejak masih menjabat sebagai Wakil Bupati Purwakarta hingga kini memang sering menjadi rujukan fesyen. 

Terbukti, para pedagang pakaian khas Sunda sering menjajakan pakaian sama persis dengan desain pakaian Dedi Mulyadi. 

Abah Wardi (60) pedagang pakaian asal Darangdan, Purwakarta mengaku barang dagangannya sering laku keras jika menggunakan desain tersebut. Akibatnya, dia selalu meraup keuntungan yang besar setiap kali berkeliling menjajakan pakaian khas Sunda. 

Baca Juga  Megawati : Jangan Mikir APBD, Mikir Bagaimana Tingkatkan PAD

“Abah mah gak pernah rugi, selalu untung. Abah selalu nyebut ke konsumen ini kampret Kang Dedi, ini pangsi Kang Dedi. Wah, kalau sudah begitu, orang pasti mau beli,” kata Abah. 

Selain bermanfaat mendorong aspek pemasaran, sosok Dedi Mulyadi terhitung sebagai pelopor penggunaan iket Sunda oleh pejabat publik. Tadinya, langkah tersebut sempat menuai kontroversi. 

Atas konsistensinya mengenakan iket Sunda dalam berbagai kesempatan, aksesoris kepala khas Jawa Barat itu menjadi aksesoris wajib dalam acara resmi.