Program Nihongo Partner Tingkatkan Kompetensi Bahasa Jepang Guru di SMAN 1 Purwakarta

Foto : Siswa SMAN 1 Purwakarta bersama Guru Bahasa Jepang Anne dan sukarelawan asal Jepang Mebae.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

SMAN 1 Purwakarta merasa terbantu dengan adanya program Nihongo Partner. Program yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini merupakan kerjasama dengan The Jepang Foundation.

Program Nihongo Patner bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Jepang bagi guru-guru bahasa Jepang di Indonesia.

“Sangat terbantu sekali. Terutama untuk saya, karena saya kan dituntut untuk bisa bahasa Jepang, jadi saya jadi lebih banyak praktek untuk bahasa Jepangnya,” ungkap Guru Bahasa Jepang SMAN 1 Purwakarta, Anne, kepada headlinejabar.com, kamis (07/02/2018) di Purwakarta.

Baca Juga  Disdik Purwakarta Dorong Sekolah Tanam Padi Bergizi

Selain itu, lanjut Anne, dengan adanya Nihongo partner, selain membantu guru, juga membantu siswa agar lebih mengenal cara pengucapan bahasa Jepang.

“Siswa sekarang bisa praktek langsung dengan orang jepang nya, dan bisa lebih faham logat asli bahasa Jepang,” lanjutnya.

Kepala Sekolah SMAN 1 Purwakarta, Asep Sundu Mulyana menambahkan, selain bisa membantu dalam hal bahasa, juga bisa mengenal budaya Negara Jepang.

Baca Juga  Disdik Purwakarta Wujudkan Generasi Cerdas Keuangan Melalui Cha-Ching Curriculum

“Program yang bagus, karena jepang dikenal dengan negaranya yang sangat disiplin, semoga juga menerap kedisiplinannya kepada guru terutama siswa,” ucap Asep.

Untuk Program Nihongo Partner sudah berjalan selama 6 bulan, terhitung dari bulan September 2017 hingga maret bulan ini. “Tanggal 16 maret sudah selesai,” lanjut Asep.

Diketahui, sebanyak 20 orang sukarelawan asal jepang yang mengikuti program tersebut. Tersebar ke beberapa wilayah di Jawa Barat.

Baca Juga  Dinas Pendidikan Kota Depok Jamin Kesiapan UNBK

Salah satunya Mebae, mahasiswa tingkat akhir asal jepang yang menjadi sukarelawan membantu mengajar di Purwakarta.

Mebae menerangkan perbedaan antara pelajar Jepang dan pelajar Indonesia.

“Di Jepang, jika ada siswa yang sudah mengerti ataupun yang belum mengerti, siswa tetap diam, berbeda dengan siswa di Indonesia, yang sudah mengerti dan belum mengerti tetap bertanya, jadi seru,” ucap Mebae.

REPORTER : AGA GUSTIANA
EDITOR : DICKY ZULKIFLY