Dedi Mulyadi Inginkan Golok Cisaat Seperti Samurai Jepang

Foto : Dedi Mulyadi Inginkan Golok Cisaat Seperti Samurai Jepang.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Yedi Bedog (45) memberanikan diri untuk menemui calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Dedi sendiri diketahui sedang beristirahat siang di salah satu rumah makan di Walahar, Klari, Karawang pada Kamis (15/2/2018).

Pandai besi dari Cibatu, Cisaat, Sukabumi tersebut mengungkapkan keluh kesah atas kondisi pemasaran golok produknya.

“Susah cari pasarnya kang, dulu mah orang pada datang ke rumah, sekarang sudah keliling tapi masih susah,” ungkap Yedi.

Kesulitan pemasaran tidak menjadikan Yedi meninggalkan profesi yang telah digelutinya sejak remaja itu. Pasalnya, profesi tersebut merupakan warisan yang sudah turun temurun di keluarga besarnya.

Baca Juga  17 Agustus Warga Purwakarta Diimbau Tak Beraktivitas Selama 3 Menit

“Ini warisan keluarga. Jadi, meski susah tetap saja saya jalani,” katanya.

Diakui Yedi, produknya kalah bersaing dengan golok hasil pabrikan. Hal ini karena strategi pemasaran golok produk pabrikan tersebut lebih gencar dibanding produk golok tradisional.

“Iya, kalah sama yang dibuat sama pabrik sepertinya. Dulu itu, gak usah keliling juga laku keras. Sekarang, sehari laku 3 buah juga sudah Alhamdulillah,” kata pria yang kebetulan mengenakan kaos bergambar Dedi Mulyadi itu.

Golok Sebagai Produk Kebudayaan

Fenomena yang disampaikan oleh Yedi mendapatkan perhatian khusus dari Dedi Mulyadi. Kata dia, sudah saatnya kita menghargai karya budaya bangsa. Golok merupakan salah satu produk kebudayaan tersebut.

Baca Juga  Pasokan Air Belum Normal, Ini Penjelasan Dirut PDAM

Namun, nasib produk budaya di Indonesia kebanyakan, tidak semapan nasib produk budaya di Jepang. Kondisi ini, menurut Dedi, harus segera diakhiri.

“Di Jepang itu kan masyarakatnya sangat menghargai samurai dan pisau belati khasnya itu. Kalau penghargaan bangsa kita terhadap produk budaya sudah seperti itu. Maka saya yakin golok dari Cisaat bisa seperti samurai dari Jepang,” kata Dedi.

Bupati Purwakarta dua periode yang berhasil membranding Sate Maranggi hingga go internasional itu menegaskan pentingnya kreatifitas. Menurut dia, desain artistik dibutuhkan agar sebuah produk dapat laku keras.

“Golok bisa seperti samurai, desain artistiknya tinggal dibuat. Caranya, tambahkan ukiran yang bagus. Gak boleh dimistifikasi, ini rasional loh, untuk menarik pembeli,” ujarnya.

Baca Juga  BPJS Ketenagakerjaan dan Pemprov Jabar Hadirkan Hunian Griya Pekerja

Fasilitas untuk Perajin Golok

Dedi menyadari bahwa untuk menuju orientasi tersebut dibutuhkan berbagai piranti baik infrastruktur maupun suprastruktur. Karena itu, ke depan dirinya siap memberikan fasilitas kepada para perajin golok.

“Dari mulai hulu hingga hilir, branding, packaging dan marketing kita fasilitasi. Kalau produk kita berkualitas, saya yakin bisa berkembang dan menarik perhatian,” ungkapnya.

Secara jangka panjang, sektor pendidikan dapat digenjot demi kesinambungan program tersebut. Menurut Dedi, sekolah-sekolah harus diberi ruang untuk mempelajari produk-produk khas budaya.

“Jangan sampai sejarah hilang ditelan masa. Maka, produk ini harus lestari dengan membuka ruang bagi dunia pendidikan untuk turut serta,” pungkasnya.