Pilgub Jabar, Jika Dilihat Secara Mekanisme Hanura Dukung Dedi Mulyadi

Foto : Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Partai Hanura Jawa Barat, Budi Hermansyah.

PURWAKARTA, headlinejabar.com

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Jawa Barat, Budi Hermansyah mengatakan, ada dua eksistensi kepentingan di tubuh Partai Hanura. Pertama, keinginan dan aspirasi kader, kedua keputusan dewan pimpinan pusat (DPP) yang bersifat instruksional.

Untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat contohnya. Jika diflashback, ada dua peristiwa politik yang terjadi di internal Hanura Jawa Barat. Pertama rapat koordinasi daerah (rakorda) dan kedua, rapat pimpinan daerah (rapimda).

Baca Juga  Demokrat Rekomendasikan Zein-Jo Cabup-Cawabup Purwakarta

Hasil dari dua proses politik itu, kata Budi, muncul aspirasi dan keinginan kader yang begitu kuat untuk mengusung Dedi Mulyadi sebagai calon Gubernur maupun Wakil Gubernur Jawa Barat.

“Proses tersebut bahkan sudah dijadikan sebuah keputusan untuk diusulkan ke DPP. Kami memboyong nama Dedi Mulyadi untuk ditetapkan oleh DPP sebagai bakal cagub maupun cawagub dari Partai Hanura,” jelas Budi, saat ditemeui di Sekretariat DPC Partai Hanura Purwakarta, Selasa (13/2/2018).

Keinginan yang begitu kuat itu, muncul dari struktural partai di tingkat kabupaten kota. Termasuk hasil penjaringan aspirasi di tingkat PAC masing-masing se-Jawa Barat.

Baca Juga  Kader Inginkan Luthfi Bamala Kembali Pimpin LSM Kompak Purwakarta

“Partai ini (Hanura) se-Jawa Barat, bukan hanya struktural DPD, melainkan DPC, dan PAC, mendukung Dedi Mulyadi sebagai calon Gubernur maupun Wakil Gubernur Jawa Barat dari Partai Hanura,” beber dia.

Terkait hasil keputusan DPP berupa SK pengusungan bakal calon gubernur berikut wakilnya di luar nalar politik. Yang mana, DPP Hanura lebih memilih mengusung Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.

Baca Juga  Bupati Purwakarta Lantik 87 Kades Terpilih Malam ini

“Ada dua eksistensi di tubuh partai Hanura. Pertama keputusan Hanura se-Jawa Barat, kedua keputusan DPP. Dua eksistensi ini jelas-jelas bertentangan,” papar dia.

Artinya, kata Budi, keinginan kader beda dengan keinginan DPP. Hal ini akan berdampak pada mesin politik partai dalam mengawal kemenangan pasangan calon yang diusung dalam pilkada.

“Kita lihat saja fakta perjalanan politik ke depan bakal seperti apa. Kita lihat saja. Kuat mana antara keputusan DPP atau, aspirasi kader se-Jawa Barat,” tutup dia.

EDITOR : DICKY ZULKIFLY