Medsos Penyebab Tingginya Angka Perceraian
Foto : Ilustrasi.
DEPOK, headlinejabar.com
Panitra Pengadilan Agama Kota Depok, Entoh Abdul Fatah membenarkan, bahwa fenomena perceraian akibat medsos sudah mulai meningkat dalam setiap bulannya. Sebab dari data pada bulan Agustus 2017 kemarin, ini mencapai angka 157 kasus.
“Artinya, setiap bulannya mengalami peningkatan pasangan suami istri yang bercerai akibat media sosial. Namun, ditahun sebelumnya itu kebanyakan karena ekonomi. Tapi sekarang karena faktor Medsos,” ujarnya, Kamis (28/9), di kantornya.
Dia menjelaskan, bahwa fenomena media sosial saat ini mulai mengarah kepada sisi yang membahayakan bagi keretakan rumah tangga. Hal tersebut ditunjukan dari fakta persidangan, bahwa hampir sebagian kasus perceraian di Kota Depok diakibatkan oleh media sosial.
“Artinya, fakta ini dari hasil persidangan yang kami pantau, kasus perceraian tersebut diakibatkan medsos,” jelas Entoh.
Dia juga mengakui, bahwa dalam data perceraian Pengadilan Agama Depok, tidak disebutkan secara terang bahwa kasus Perceraian akibat medsos. Tapi yang diperlihat hanya ketidak harmonisan serta pertengkaran sebagai penyebab utama.
“Jadi, memang tidak disebutkan secara detailnya. Namun, keharmonisan dan pertengkaran tersebut, timbul akibat adanya kecemburuan baik istri dan suami. Contoh saja, ketika ada sms atau status Facebook yang romantis dengan pihak lain, itu menjadikan suami atau istri cemburu dan berujung pertengkaran akhirnya cerai, ” ucap Entoh.
Entoh juga memaparkan, bahwa sebenarnya media sosial merupakan sarana komunikasi yang sangat efektif bila dimanfaatkan dengan baik. Akan tetapi media sosial akan berubah fungsi kearah yang tidak baik jika yang menggunakan tidak memiliki standar pengetahuan dan Imam yang kuat.
“Jadi, secara pribadi bagi saya medsos itu perlu dan penting. Kalau pun terjadi kasus perselingkuhan yang menyebabkan cerai itu karena faktor pribadi. Untuk itu, memanfaatkanlah medsos dengan dibarengi pemahaman yang baik terutama dalam hal agama. Jadi kalau ada yang gangguan atau apa, yah jangan di respon kalau sudah punya istri atau suami,” paparnya.
Entoh mengingatkan serta mengajak kepada semua pihak untuk pandai mengatur pengelolaan media sosial. Sebab jika hal ini tidak dicontrol dengan baik, bisa fatal.
“Maka dari itu, bagi suami dan istri. Jaga baik – baik etika komunikasi lewat medsos. Jangan terlalu kebablasan dengan wanita atau laki-laki lain, akhirnya membuat cemburu dua belah pihak,” imbuhnya.
REPORTER : YOPI SETYABUDI
EDITOR : DICKY ZULKIFLY