Sampah Jadi Masalah Serius Pemkot Depok
Foto : TPA Sampah Cipayung, Depok.ISTIMEWA
DEPOK, headlinejabar.com
Sampah kini menjadi permasalahan serius yang dihadapi Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat. Selain produksi sampah yang terus meningkat, satu-satunya Tempat Pengolahan Sampah Akhir (TPA) Cipayung miliki Pemkot Depok berstatus overload.
Pendekatan dalam mengelola sampah secara bersama-sama dengan beberapa kabupaten kota di Jawa Barat pun dilakukan. Salah satu tempat yang menjadi TPA terpadu, adalan TPA regional Nambo di Kabupaten Bogor.
Namun, karena masih ada beberapa kendala, TPA Nambo akhirnya urung dapat digunakan Pemkot Depok yang sebelumnya sudah ditargetkan dapat dipakai pada 2017.
Kondisi tersebut memaksa Pemkot Depok untuk lebih mengoptimalkan TPA Cipayung, minimal hingga tahun 2018, dengan harapan TPA regional Nambo seluas 52 hektar itu sudah dapat digunakan. Langkah pertama yang dilakukan oleh Pemkot Depok adalah dengan membuka bak sampah baru pada blok A, TPA Cipayung.
“Kita akan membuka satu bak sampah tambahan di blok A dan satu bak alternative yang berada di blok Barat TPA. Tapi perlu saya ingatkan lagi, jika sampah yang dibuang adalah sampah seperti ini apa adanya, meskipun dibukakan bak baru, kekuatannya paling lama 4-5 bulan,” kata Walikota Depok, M Idris Abdul Somad, usai menggelar Aksi Bersih dan Penanaman Pohon di TPA Cipayung Depok, Rabu (14/12/2016).
Langkah kedua adalah dengan memilah sampah dari rumah-rumah warga. Walikota menagih janji Lurah se-kota Depok yang menargetkan 30 persen dari jumlah KK wargnya di RT agar sudah memilah sampah. Hal ini lanjut Idris akan mampu menekan volume sampah yang dibuang ke TPA Cipayung.
“Kami mengharapkan agar warga Depok memiliki kesadaran untuk memilah sampah dirumah masing-masing,” imbuhnya.
Sampah organik akan dikirim ke Unit Pengolahan Sampah (UPS) yang ada di kota Depok, sisanya baru dikirim ke TPA Cipayung. Jika saat ini saja baru sebanyak 25.000 KK yang melakukan pemilahan sampah sudah mampu mengurangi sebanyak 136 ton sampah (organik) ke TPA Cipayung. Karena sampah organik akan dikelola menjadi kompos di UPS-UPS yang ada.
“Produksi sampah kita 700 ton perhari. 136 diantaranya adalah sampah organik yang masuk ke UPS. Saya juga akan menggesa DKP agar UPS lebih dioptimalkan, sebab sampai saat ini hanya 58 persen UPS yang aktif beroperasi. Persiapan ini perlu dilakukan, untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan sampah organik,” ungkapnya.
Reporter : Yopi Setyabudi
Editor : Dicky Zulkifly