Di Karawang Peternak Sapi Dikenalkan Sistem Kawin Buatan
Foto : Sapi Lokal.(Istimewa)
KARAWANG, headlinejabar.com
Sebanyak 2.000 ekor sapi betina milik sejumlah peternak di Karawang, Jawa Barat, di tahun 2017 mendatang akan di inseminasi, yakni kawin Suntik Buatan (IB). Langkah tersebut untuk mendukung program Pemprov Jabar terkait tangguh pangan di tahun 2019.
Di Karawang, kebutuhan terhadap daging sapi tiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Selama ini, daging sapi di Karawang dipasok dari luar Karawang.
“IB dilakukan dengan melihat jumlah produksi dagiang sapi Jawa Barat khususnya Karawang berasal dari luar. Sehingga untuk memenuhi kebutuhannya kita akan terus melakukan upaya pemenuhan produksi sendiri,” ucap Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Karawang, Kadarisman, Selasa (18/09/2016), di Karawang.
Lebih lanjut dijelaskan, dari 2.000 ekor sapi betina yang akan mendapat penyuntikan sitim kawin IB dengan cara semen beku atau sperma beku, diyakini dapat menghasilkan 60 persen anakkan dari jumlah indukan. Ditargetkan, sistim kawin IB untuk hewan ternak sapi di Karawang akan terus ditingkatkan setiap tahunnya.
Melalui sistim kawin IB bagi hewan ternak sapi di Karawang, Kadarisman berharap peningkatan selanjutnya bisa menutupi hingga 75 persen kebutuhan daging sapi Karawang.
“Insya Allah peningkatan produk ini akan kita lakukan setiap tahunnya,” ujarnya.
Meski demikian, program IB ini bukan tanpa kendala, Kadarisman mengaku saat ini pihaknya masih mengalami kekurangan tanaga ahli untuk melakukan penyuntikan IB, dan saat ini hanya ada 15 orang.
“Kalau untuk melakukan inseminasi harus melihat situasi birahi dari sapi betinannya, kalau misalnya masa birahinya jam 12 malam itu harus dikejar sementara wilayah yang harus dikejar oleh tenaga ahlinya sangat jauh. Jadi minimal kita memerlukan 30 orang tenaga ahlinya, sehingga setiap kecamatan ada,” katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karawang, Danu Hamidi berkomentar, sistim kawin IB untuk hewan ternak sapi dirasa belum efektif untuk Karawang. Yang menjadi permasalahan yakni hewanternak sapi milik petani Karawang selalu dijual ke luar Karawang. Untuk itu, seharusnya ada upaya dari perlindungan dari daerah untuk mengamankan produksi lokal hewan ternak sapi.
“Sampai saat ini pemerintah hanya fokus pada inseminasi buatan, mereka mengadakan sperma sapi yang kemudian diberikan kepada para peternak di daerah-daerah. Cara ini belum efektif, karena ternyata hasilnya juga tidak dijual di Karawang semua, melainkan dijual ke luar Karawang,” ungkap Danu.
Pihaknya mendorong agar pemerintah melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan stok daging masyarakat, salah satunya dengan menganggarkan pembuatan peternakan milik pemerintah daerah.
Tujuannya menurut Danu, selain memenuhi kebutuhan stok daging, pemkab juga bisa mendapatkan tambahan pendapatan asli daerah (PAD) dari penjualan sapi potong ke daerah lainnya di Indonesia.
“Kami inginnya Pemkab Karawang mengalokasikan anggaran dalam APBD, untuk membeli ternak-ternak masyarakat. Pengelolaannya bisa nanti bisa disesuaikan, apakah dititip pada peternakan-peternakan masyarakat, atau membuka lapangan kerja baru dengan membuat peternakan,” pungkasnya.
Reporter : Teguh Purwahandaka
Editor : Aga Gustiana