Saat Kang Dedi Mulyadi Membujuk ABG Putus Sekolah
Foto : Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi saat membujuk Yulianti (tengah) untuk melanjutkan sekolah.
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Yulianti (17) ABG asal Kampung Cilangla Lamping RT 05/03 Desa Cireunghas, Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sempat menolak bantuan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mengikuti kursus menjahit. Anak gadis dari pasangan Almarhum Enad dan Juju ini pun bersikukuh tidak ingin melanjutkan sekolah.
Tak hanya Dedi, bahkan Bupati Sukabumi yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi Marwan Hamami, turut membujuk gadis tiga bersaudara ini untuk melanjutkan pendidikan formalnya di sekolah. Namun bujukan kedua politisi partai berlambang pohon beringin tersebut sempat menguap di udara.
“Neng kenapa tidak mau sekolah? Kalau tidak mau terus, saya bantu untuk biaya kursus ya. Nanti bisa bekerja atau membuka usaha sendiri,” Kata Dedi yang tengah melantik Marwan sebagai Ketua DPD Golkar Sukabumi, Senin (17/10/2016) di halaman rumah Yulianti.
Baik Dedi maupun Marwan, sempat dibuat bingung oleh tingkah Yulianti yang tak kunjung memberikan jawaban. Gadis tersebut diam seribu bahasa sambil tertunduk dan sedikit menebar senyuman.
“Sekolah saja neng. Tidak perlu memikirkan biaya. Usia masih remaja, belum terlambat untuk mengejar ketertinggalan pelajaran di sekolah. Kalau neng ada skill nanti bisa bantu Ibu,” Kata Marwan ikut meminta Yulianti agar menerima ajakan Dedi.
Setelah lama terdiam, Yulianti dibujuk oleh sang Ibu, Juju (42) agar menerima permintaan Dedi dan Marwan. “Insya Allah mau,” Singkat Yuli.
Yuli diketahui enggan bersekolah dan menempuh pendidikan lain karena dirinya sudah bekerja serabutan sejak duduk di Kelas 5 Sekolah Dasar. Pekerjaan ini dia lakoni sampai lulus menjalani pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan setempat.
Keterbatasan biaya juga menjadi penyebab gadis yang bekerja sebagai buruh tani dan kuli membersihkan toko material ini menjadi enggan menempuh pendidikan lanjutan. Ditambah, keinginan yang kuat di dalam dirinya untuk membantu sang Ibu yang kini menjadi tulang punggung keluarga karena Ayah Yulianti sudah meninggal dunia empat bulan yang lalu.
“Kalau saya sekolah nanti siapa yang bantu Ibu? Sehari-hari kan membantu Ibu menjadi butuh tani, saya sejak sejak Kelas 5 SD malah sudah bekerja membersihkan toko material. Kasihan Ibu tidak ada yang bantu,” Ungkap Yuli haru.
Bagi Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, fenomena ini bukan hanya terjadi di Sukabumi. Melainkan menurut dia, hal yang sama juga terjadi di Kabupaten/Kota yang lain di Jawa Barat. Bahkan ia menengarai, fenomena kemiskinan kapan pun dapat menjadikan perempuan Sunda terjerumus ke dalam pekerjaan yang tidak terpuji.
“Ya, saya kira ini potret perempuan Jawa Barat hari ini yang harus berjuang menyambung hidup di bawah garis kemiskinan. Kalau tidak memiliki keahlian tetapi ada keinginan yang kuat untuk bekerja, segala cara bisa dilakukan. Maka saya tawarkan kepada Yulianti, jika tidak ingin melanjutkan sekolah ya kursus saja, biaya kursus dan ongkos harian ke tempat kursus kita bantu, agar Yulianti punya keahlian, bisa kerja di Pabrik atau buka usaha sendiri,” Tandas Dedi. (*)
Editor : Redaksi