Program Cai Ngalir Purwakarta Bisa Dinikmati Awal 2017
![](https://www.headlinejabar.com/wp-content/uploads/2016/09/program_cai_ngalir_purwakarta_bisa_dinikmati_awal_2017_20160831_212028_single_image.jpg)
Foto : pembukaan Seminar Pentingnya Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa di Dalam Meningkatkan Efektifitas Pelayanan Terhadap Pelanggan di Taman Maya Datar, Rabu (31/8/2016).(Rosad Nurdin – headlinejabar.com)
PURWAKARTA, headlinejabar.com
Diektur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Dadang Saputra menarget program cai ngalir dapat dirasakan oleh seluruh warga konsumen se-Purwakarta awal 2017 mendatang.
Saat ini proses pembangunan jaringan air tengah berjalan. Pihaknya juga menarget, di tahun 2017 nanti, seluruh sumber air di Purwakarta akan dikelola oleh PDAM.
Ini mengacu Berdasarkan UU No 2 tahun 2015 perubahan atas UU No 23 tahun 2014, pengelola air sepenuhnya mesti dikuasai pemerintah.
“Dalam UU itu, dijelaskan, seluruh air harus dikelola oleh pemerintah. Nah, awal 2017 semua warga Purwakarta bisa teraliri air PDAM. Mulai dari Cikopo, Bungursari, kawasan industri dan wilayah-wilayah rawan kekeringan bisa teraliri,” jelas Dadang.
Hal ini ia sampaikan di sela pembukaan Seminar Pentingnya Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa di Dalam Meningkatkan Efektifitas Pelayanan Terhadap Pelanggan di Taman Maya Datar, Rabu (31/8/2016).
Termasuk ia sudah merevolusi sistem pelayanan menjadi serba digital. Mulai dari aduan dan info layanan pelanggan bisa dibuka dalam situs yang sudah disiapkan. Guna menyambut program penambahan konsumen sebanyak 60.000 sampai 80.000 konsumen.
“Termasuk kami menggunakan media sosial untuk menyampaikan info-info penting seputar pelayanan,” terang Dadang.
PDAM Purwakarta akan menambah kapasitas distribusi air menjadi 1.000 meter air perdetik.
“Kita mendapat bantuan pemerintah pusat sebesar Rp300 miliar, dibantu oleh Pemkab Rp100 miliar. 2017 nanti pelayanan akan lebih maksimal,” jelas dia.
Dalam hal pengelolaan, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyinggung soal pelayanan terhadap pelanggan.
“PDAM seharusnya menggunakan sistem digital, baik itu untuk pengecekan air atau pun pelayanan untuk pelanggan, agar lebih efektif, tidak usah manual,” ucapnya.
Bupati Dedi Mulyadi turut menyebut, air memiliki fungsi sosial yang dalam. Kelak, harga air akan lebih mahal dari bahan bakar. Saat ini tanda-tandanya mulai terasa. Terkait dengan hal ini ia menolak sisten swastanisasi air.
“Sama halnya jika sistem di PDAM turut diswastanisasi, kita bakal susah dapat air pada saat musim kemarau,” papar Dedi.
Reporter : Rosas Nurdin /Aga Gustiana
Editor : Dicky Zulkifly